Berita UI
Tingkatkan Devisa dari Ikan Hias, Universitas Indonesia Temukan Inovasi Kriopreservasi Spermatozoa
Universitas Indonesia temukan inovasi Kriopreservasi Spermatozoa untuk tingkatan devisa atau pendapatan negara melalui ikan hias.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Selain metode pengambilan, kemasan untuk menyimpan sperma juga menentukan keberhasilan kriopreservasi.
Tabung cryogenic (2 mL) dan straw (0,2 mL) digunakan untuk menyimpan sel pada suhu dingin. Tabung cryogenic digunakan untuk menyimpan sperma, sedangkan straw untuk menyimpan embrio (mamalia).
Faktor lain keberhasilan kriopreservasi adalah pemanfaatan larutan pengencer untuk mengurangi kekentalan cairan sperma selama penyimpanan dan mencegah terjadinya penggumpalan.
Baca juga: Pemilu 2024, Dekan FISIP Universitas Indonesia Tekankan Etnisitas Dalam Dunia Politik
Larutan pengencer terdiri atas krioprotektan dan ekstender. Krioprotektan ialah larutan pelindung sel, baik dari luar (extracellular) maupun dari dalam (intracellular).
Methanol, Glycerol, dan Dimetil sulfoksida (DMSO) merupakan krioprotektan intracellular, sedangkan Polyvinyl pyrrolidone (PVP) dan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) adalah krioprotektan extracellular non-alami.
Prof. Abinawanto menekankan pentingnya pemanfaatan krioprotektan extracellular alami. Selain harganya murah, krioprotektan extracellular alami mudah didapat dan dimanfaatkan masyarakat.
Contoh krioprotektan extracellular alami adalah madu, susu skim, kuning telur, sari kedelai, sari kurma, dan gula merah.
Krioprotektan alami memiliki efek yang beragam terhadap spermatozoa berdasarkan jenis krioprotektan yang dipakai dan spesies yang digunakan.
Krioprotektan alami mampu mempertahankan motilitas, viabilitas, dan fertilitas hingga di atas 80 persen serta mereduksi abnormalitas hingga 10–25 persen.
Selain krioprotektan, larutan ekstender juga dimanfaatkan sebagai larutan pengencer dalam kriopreservasi.
Baca juga: Inilah Tiga Tempat di Universitas Indonesia yang Bikin Betah Mahasiswa dan Mendapatkan Ilham
Air kelapa merupakan larutan ekstender alami dengan tingkat motilitas 80,36 persen untuk sel sperma ikan gurame.
Larutan ekstender mengandung garam mineral dan gula yang berfungsi mempertahankan kondisi fisiologis sel selama penyimpanan.
“Harapan saya ke depan adalah bisa mengembangkan metode kriopreservasi dengan bahan alam yang mudah dan murah sehingga dapat dimanfaatkan oleh para petani atau pembudi daya ikan. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa melanjutkan budi daya ikan secara praktis tanpa memerlukan peralatan yang mahal,” ujar Prof. Abinawanto.
Berkat kajian ilmiahnya ini, Prof. Dr. Drs. Abinawanto, M.Si., berhasil dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Biologi, Departemen Biologi, FMIPA UI, pada Rabu (14/12).
Prosesi pengukuhan guru besar ini dipimpin oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., di Balai Sidang UI, Kampus Depok, dan disiarkan secara virtual melalui kanal Youtube UI.