Sambut E-Commerce Conference 2023, Berikut Empat Jenis E-commerce, Mulai dari B2C hingga C2C
Sambut E-Commerce Conference 2023, Berikut Empat Jenis E-commerce, Mulai dari B2C hingga C2C
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - E-Commerce adalah sebuah terobosan dalam dunia bisnis yang sangat luas, karena e-commerce tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Terkait hal tersebut Ketua Pelaksana E-commerce Conference 2023 menyampaikan perlunya pengetahuan mengenai e-commerce.
Tujuannya agar semua masyarakat bisa mengerti dan memahami seluk beluk e-commerce.
“Masyarakat, baik itu yang menjadi pelaku bisnis dan juga pengguna e-commerce bisa memahami secara utuh apa itu dan untung ruginya berbisnis menggunakan e-commerce," ungkap Lina pada Rabu (14/12/2022).
Saat ini mendengar kata e-commerce sudah tidak asing lagi di kehidupan masyarakat, yang artinya adalah bisnis online atau electronic commerce.
Di mana sebuah aplikasi atau web yang dapat digunakan untuk melakukan suatu transaksi jual-beli barang atau produk sampai transaksi lainnya seperti pengisian token listrik, pemesanan tiket, dan lain sebagainya.
Baca juga: Penganiayaan ART Disundut dan Dipaksa Makan Kotorannya Sendiri, Polisi Ungkap Kronologinya
Baca juga: Pj Gubernur DKI Jakarta Terbitkan Kebijakan Baru, 3.000 Lebih PJLP DKI Terancam Nganggur Tahun 2023
Namun apakah para penjual dalam e-commerce maupun pembeli sudah mengetahui apa saja jenis-jenis e-commerce?
Berikut ini merupakan empat jenis e-commerce di antaranya adalah:
1. B2C – Bisnis ke konsumen
Jenis-jenis e-commerce yang pertama adalah bisnis ke konsumen. Bisnis B2C menjual ke konsumen akhir mereka.
Model B2C adalah model bisnis yang paling umum, jadi ada banyak pendekatan unik di bawah payung ini.
Apa pun yang Anda beli di toko online sebagai konsumen, seperti lemari pakaian, perlengkapan rumah tangga, hiburan dilakukan sebagai bagian dari transaksi B2C.
Proses pengambilan keputusan untuk pembelian B2C jauh lebih singkat daripada pembelian bisnis-ke-bisnis (B2B), terutama untuk barang-barang yang memiliki nilai lebih rendah.
Karena siklus penjualan yang lebih pendek ini, bisnis B2C biasanya menghabiskan lebih sedikit biaya pemasaran untuk melakukan penjualan, tetapi juga memiliki nilai pesanan rata-rata yang lebih rendah dan pesanan berulang yang lebih sedikit daripada rekan B2B mereka.
"Dan B2C tidak hanya mencakup produk, tetapi juga layanan. Inovator B2C telah memanfaatkan teknologi seperti aplikasi seluler, iklan bawaan, dan pemasaran ulang untuk memasarkan langsung ke pelanggan mereka dan membuat hidup mereka lebih mudah dalam prosesnya," jelas Lina.