Mahasiswa UI
Segudang Prestasi, Profil Mahasiswa UI Tiffany Liuvinia Bikin Panel Surya Roll dari Sampah Plastik
Tiffany Liuvinia, profil mahasiswa UI asal Medan yang bikin Panel Surya Roll dari sampah plastik.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Profil Mahasiswa UI Tiffany Liuvinia asal Medan yang bikin Panel Surya Roll dari sampah plastik.
Mahasiswa Universitas Indonesia mencoba mengajak masyarakat Indonesia peduli terhadap lingkungan. Terutama dalam hal mengurangi sampah plastik.
Sebab, Indonesia menjadi penyumbang limbah plastik terbesar di dunia. Maka dari itu, Tiffany Liuvinia mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia FTUI Departemen Teknik Kimia FTUI, angkatan 2020, bersama kedua rekannya Afra Moedya Abadi dan Yosep Dhimas Sinaga membuat inovasi terbaru.
Baca juga: Indonesia Jadi Penyumbang Terbesar di Dunia, Mahasiswa UI Bikin Panel Surya Roll dari Sampah Plastik
Mereka memanfaatkan sampah plastik sebagai salah satu komponen membuat panel surya roll.
Mereka pun memberi nama Printable Alternative Solar Roll (PARASOL).
Tiffany Liuvinia, salah satu dari tiga mahasiswa Teknik Kimia UI tersebut ternyata mempunyai prestasi segudang.
Informasi yang diperoleh TribunnewsDepok.com, Tiffany Liuvinia berasal dari Medan, Sumatera Utara.
Hal itu diketahui lantaran Tiffany merupakan alumni SMA Sutomo 1. Sekolah tersebut berlokasi di Jalan Letkol Martinus No.7, Pusat Ps, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara.
Selain berasal dari Medan, Tiffany Liuvinia mempunyai segudang prestasi.
Hal tersebut diraihnya, karena Tiffany adalah individu yang antusias dalam mencari lebih banyak pengalaman untuk mengembangkan dirinya.
Dia ambisius dalam mengejar pengetahuan dan mau belajar dalam tim. Tiffany memiliki motivasi yang kuat dalam membangun kariernya di perusahaan FMCG, khususnya di bidang pemasaran dan penelitian dan pengembangan.
Dia juga tertarik pada bisnis, investasi, dan konsultasi.
Tiffany juga menyukai filosof Socrates. Hal itu terlihat dari unggahannya di Instagram.
“Rahasia perubahan adalah memfokuskan seluruh energi Anda, bukan melawan yang lama, tetapi membangun yang baru.” Socrates.

Segudang Prestasi
Tiffany saat ini menjabat Wakil Direktur Bidang Sains dan Teknologi Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia (IMTK) FTUI
Pada tahun 2021 dia masuk Divisi Sains dan Teknologi dan mengemban beberapa tugas:
1. Menyelenggarakan 5 program kerja yang berkaitan dengan peningkatan dan kompetisi ilmu pengetahuan sebagai sarana bagi mahasiswa teknik kimia untuk meningkatkan pengetahuannya tentang kompetensi inti
2. Mempersiapkan lebih dari 50 mahasiswa untuk mengikuti Olimpiade Ilmiah Fakultas Teknik
3. Bekerja sama dengan 4 organisasi lain (SPE UISC, SBE UISC, IATMI SMUI, AIChE UISC) dalam merancang teknologi untuk membantu desa di Bogor yang kekurangan sistem perpipaan air
"Saya juga senang berbagi bahwa saya berhasil menjadi staf terbaik di semester pertama masa jabatan," tulisnya.
Finalis Penghargaan Inovasi Ericsson 2022
Menjadi salah satu dari 3 finalis kompetisi internasional yang diadakan oleh Ericsson Swedia, setelah menang melawan 11 semifinalis lainnya dari seluruh negara di dunia dengan membawa ide-ide teknologi revolusioner untuk menjawab tantangan global.
Juara 3 Astranauts Competition 2022 PT ASTRA INTERNASIONAL TBK 2022
Kompetisinya pada Agustus 2022. Bersaing dengan 900 lebih tim dari seluruh Indonesia dalam memunculkan ide paling inovatif.
Pemenang 1 Kompetisi Pitching Ide ESG: Hacks to Heal Our Planet
Siam Cement Public Company Limited (SCG) Thailand Juli 2022
Memunculkan ide PARASOL: Printable Alternative Solar Roll, sebuah inovasi panel surya cetak yang fleksibel dan semi transparan memanfaatkan limbah plastik PET untuk memperluas aplikasi energi matahari untuk penggunaan publik
Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Dunia
Berkat desain PARASOL, tim UI berhasil menjuarai kompetisi ESG Symposium 2022 "Hacks to Heal Our Planet: ESG Idea Pitching" Regional Competition yang diselenggarakan oleh PT Siam Cement Group (SCG).
Pada tingkat nasional, tim UI terlebih dahulu mengalahkan 230 tim dari Indonesia sebelum melaju ke tingkat regional.
Pada kompetisi ESG 2022 di tingkat regional, Tim UI kembali berjaya setelah mengalahkan lima tim lain dari beberapa negara Asia Tenggara yang mewakili negaranya masing-masing.
Menurut Yosep Dhimas, mereka membuat PARASOL dilatarbelakangi beberapa hal, pertama karena Indonesia menjadi penyumbang limbah plastik terbesar di dunia.
Kedua, berkaitan dengan krisis energi terutama dengan panel surya silikon yang beredar di Indonesia masih ada kekurangan.
“Dari kedua latar belakang tersebut, akhirnya kami tergerak untuk membuat PARASOL. Inovasi panel surya alternatif ini kami rancang dalam bentuk plastik rol yang praktis, fleksibel, dan semi transparan. PARASOL memanfaatkan prinsip perovskite solar cell dengan nilai efisiensi yang mampu bersaing dengan panel surya konvensional,” kata Yosep.
Pemilihan sampah plastik PET (polyethylene terephthalate) dilakukan sebab plastik jenis ini yang paling mudah ditemukan serta didaur ulang dengan biaya yang tidak terlalu tinggi.
Hal ini juga selaras dengan prinsip PARASOL yang fleksibel.
PARASOL memiliki cara kerja yang mirip seperti panel surya silikon pada umumnya, yaitu memanfaatkan sinar matahari.
Ia memiliki bentuk yang praktis dan dapat bekerja pada kondisi minim cahaya matahari.
Manufakturnya yang lebih sederhana membuat Parasol memiliki harga jauh lebih terjangkau dibandingkan panel surya konvensional.
Selain itu, PARASOL merupakan panel surya yang lebih ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah plastik PET sebagai salah satu komponennya.
Selain itu, sampah PET pun merupakan sumber pencemaran tertinggi dari semua jenis sampah plastik. Maka, potensi untuk dimanfaatkan kembali menjadi lebih besar.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU mengatakan, dengan desain tersebut, PARASOL mampu menghasilkan efisiensi konversi listrik 15-20 persen, masa pakai sekitar 20 tahun, dan temperatur kerja maksimum lebih dari 100℃.
Hal ini membuktikan PARASOL memiliki performa yang mampu bersaing dengan panel surya silikon. Saat ini tim tengah mengembangkan prototipe PARASOL dengan tujuan komersialisasi.
"Semoga kedepannya, PARASOL dapat menjadi salah satu inovasi yang tepat untuk memberikan keseteraan bagi seluruh warga negara di Indonesia dalam menyediakan akses energi bersih dan terjangkau,” tutur Prof. Dr. Heri Hermansyah.