Universitas Indonesia
Nadiem Makarim dan Luhut Binsar Bahas Transformasi Pendidikan di QS Higher Summit Asia Pasifik 2022
para guru membuka peluang untuk mengadopsi digital dari berbagai teknologi pendidikan yang dapat diberikan oleh Kemendikbudristek secara gratis
Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa perguruan tinggi baik dari program vokasi maupun teknologi untuk mengembangkan kompetensi energi terbarukan.
Serta, lanjut Luhut, sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam memerluas kegiatan akademik dan penelitian terkait energi terbarukan.
“Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memberikan skema beasiswa untuk program magister dan Ph.D untuk mempelajari energi terbarukan di universitas terbaik di seluruh dunia," paparnya.
Baca juga: Dr. Agustin Kusumayati Sekretaris Universitas Indonesia Berharap UI Jadi Kampus Terbaik di Indonesia
LPDP juga dikatakan pria yang dijuluki LBP ini menyediakan skema pendanaan penelitian yang dikenal dengan RISPRO hingga sekitar US$ 150.000 per skema penelitian yang berfokus pada energi terbarukan.
Hasil dari upaya pemerintah dan banyak pemangku kepentingan pendidikan tinggi yang penting.
"Beberapa peringkat universitas terkemuka internasional mengakui kinerja Universitas Indonesia terkemuka di tingkat global dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) termasuk masalah energi terbarukan,” ujar Luhut.
Simak video terkait berikut ini:
Sejalan dengan yang disampaikan kedua menteri tersebut, dalam panel diskusi dengan tema Intraregional Collaboration And Influence.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, mengatakan, salah satu kunci Universitas Indonesia dalam mencapai posisi saat ini adalah dengan menggencarkan global engagement.
UI telah bekerja sama dengan mitra di 47 negara dan merupakan anggota dari 14 konsorsium regional.
Baca juga: Disdik Kota Depok Sebut Tak Ada Lagi Kegiatan Belajar Mengajar di SDN Pondok Cina 1
Selain itu, sinergi antara UI dengan program Merdeka Belajar Kemendikbudristek mendorong untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakatnya.
Lebih lanjut Prof. Abdul Haris menjelaskan, kolaborasi yang dilakukan juga harus berfokus pada hasil aktual dan dampak nyata, yang menghubungkan universitas dengan dunia nyata.
Pada panel diskusi yang sama hadir tiga pembicara lainnya, yaitu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D.
Baca juga: Ini Penjelasan Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono Terkait Proses Belajar di SDN Pondok Cina 1