Metropolitan

Normalisasi Kali Krukut, PDIP Yakini Pj Gubernur Heru Tuntaskan Banjir Jakarta

Normalisasi Sungai Krukut, PDIP Yakini Pj Gubernur Heru Tuntaskan Banjir Jakarta

Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Unit Pengelola Pengujian, Penyelidikan dan Pengukuran (UP4) Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta melakukan peninjauan kondisi Kali Krukut di RW 06, Kelurahan Cipete Utara, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Minggu (30/10/2022). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Legislator DKI Jakarta optimis kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang akan menormalisasi Sungai Krukut.

Soalnya sungai alam itu telah mengalami penyempitan dan pendangkalan.

“Saya yakin Pak Heru mampu menyelesaikan ini, karena semangatnya sama bahwa kita ingin mengerjakan yang namanya normalisasi,” kata Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah pada Selasa (1/11/2022).

 

Menurut dia, eksekutif dan legislatif menginginkan kapasitas 13 sungai yang ada di Jakarta semakin bertambah untuk mengantisipasi bencana banjir.

Hal ini sejalan dengan salah satu penugasan yang dibebankan Presiden RI Joko Widodo kepada Heru Budi Hartono, yaitu penanganan banjir.

“Konsen kami adalah normalisasi agar bisa tetap jalan, minimal ada pengurangan banjir bukan menambah titik banjir atau tambah tinggi. Targetnya Pak Pj ini kan mengurangi banjir, kalau bicara menyelesaikan banjir perlu waktu yang sangat lama dan konsen, dan salah satu mengurangi banjir adalah berjalannya normalisasi,” jelasnya.

 

Ida mengatakan, setiap tahun idealnya pemerintah melakukan pengerukan atau normalisasi di 13 sungai yang ada di Ibu Kota.

Saat ini pengelolaan 13 sungai itu berada di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

 

Adapun 13 sungai itu adalah Sungai Ciliwung, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Baru Barat, Mookevart, Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat dan Cakung. Kata dia, pemerintah daerah telah membuat perjanjian dengan BBWSCC untuk mempercepat proyek normalisasi.

Baca juga: Viral Kru Film Ngaku Dianiaya Andi Bachtiar Yusuf : Gue Emosi, Gue Dorong Menjauh

Baca juga: Ayah Bunuh Anak di Depok, Kakak Tak Percaya Adiknya Dibacok dan Keponakannya Dibunuh

“Sudah ada perjanjian dengan kami, kalau untuk sheet pile itu mereka (BBWSCC) sedangkan pembebasan lahannya itu kami (pemerintah daerah),” ujar Ida.

 

“Kalau untuk pengerukan kami sudah boleh, memang beberapa tahun yang lalu beko (eskavator) pemerintah daerah mau ngeruk kali (sempat nggak boleh), tapi sekarang sudah boleh,” lanjut Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini.

 

Menurut dia, BWSCC telah menanti langkah Pemprov DKI Jakarta untuk mengeksekusi lahan di bantaran sungai-sungai tersebut.

Jika lahan milik warga telah dibebaskan, dan warga pendatang telah direlokasi ke rumah susun maka BWSCC akan menormalisasi sungai tersebut.

 

Kata Ida, pemerintah daerah menemui banyak hambatan saat ingin membebaskan lahan warga. Salah satunya adalah keberadaan mafia tanah, sehingga satu bidang tanah bisa dimiliki oleh dua orang.

 

“Waktu itu saya minta kepada dinas terkait agar menggandeng Kejaksaaan Tinggi untuk pendampingan, kalau satu lahan dimiliki oleh 1-4 orang itu kan bermasalah dan bisa dikonsinyasi atau uangnya dititipkan di pengadilan,” jelasnya.

 

Seperti diketahui, peneliti dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menilai Sungai Krukut di Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan perlu dinormalisasi.

Soalnya sungai alam itu menyempit dan alami pendangkalan, sehingga permukiman warga di RW 06 kerap terendam dengan ketinggian 50 sentimeter sampai tiga meter.

 

Kepala Unit Pengelola Pengujian, Penyelidikan dan Pengukuran (UP4) Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Abdul Rauf Jaffar mengatakan, idealnya sungai di Ibu Kota rutin dinormalisasi setiap tahun.

Untuk segmen Sungai Krukut, setidaknya harus dinormalisasi sepanjang 10 kilometer.

 

“Lebar kali (sungai) ini menyempit, dari yang awalnya 10 sampai 20 meter namun pada ruas tertentu jadi 3-4 meter. Kemudian, kedalaman kali juga alami pendangkalan, dari yang awalnya 3-4 meter, kini hanya 50 sentimeter,” kata Rauf pada Minggu (30/10/2022).

 

Selain itu, kata Rauf, kondisi Sungai Krukut di sana juga cukup memprihatinkan. Di sana begitu banyak sampah, dan tanah di pinggir sungai sudah ada yang bolong, sehingga rawan longsor.

 

“Hasil penelitian ini akan kami laporkan kepada Pak Kadis SDA (Yusmada Faizal) dengan harapan dapat dilakukan perbaikan dalam waktu secepatnya,” ujar Rauf. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved