Mahasiswa UI
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia UI Bikin Solusi Perencanaan Transportasi Maluku
Wahyu Aji Syahputra mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia UI bikin solusi perencanaan transportasi Maluku.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia UI bikin solusi perencanaan transportasi Maluku.
Siapa saja dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan pembangunan di Indonesia. Contohnya yang dilakukan mahasiswa Universitas Indonesia atau UI.
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2019, Wahyu Aji Syahputra mencoba memberikan solusi tentang transportasi di Maluku.
Baca juga: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia UI Periksa Kesehatan dan Edukasi Warga Sasak Panjang Bogor
Wahyu Aji membuat perencanaan transportasi sebagai solusi transportasi di Kecamatan Elpaputih, Maluku.
Menurut Wahyu Aji, sebagai studi kasus, ia memilih Kecamatan Elpaputih, Maluku yang memiliki sistem transportasi dan kondisi jalan yang tidak memadai.
Hal ini sangat disayangkan karena daerah ini memiliki ketersediaan sumber daya alam hutan dan laut yang sangat melimpah.
"Perencanaan transportasi di daerah tersebut diharapkan dapat membantu aktivitas masyarakat setempat, terutama dalam hal perekonomian penduduk,” kata Wahyu Aji.
Wahyu Aji menyatakan bahwa kekayaan alam utama di Elpaputih, Maluku terdiri atas hasil laut dan hutan.
Kawasan hutan produksi Elpaputih menghasilkan kayu meranti, gopassa, kayu besi, kayu hitam, jati, cendana, damar, rotan, kayu putih dan berbagai jenis anggrek.
Sementara laut Elpaputih menghasilkan ikan kerapu, ikan baronang, udang windu, udang putih, teripang, serta rumput laut.
Warga Elpaputih mengalami kesulitan untuk menjual komoditas lokal tersebut akibat akses transportasi yang tidak memadai.
Sebab itu, road modelling sistem transportasi dirancang dengan mempertimbangkan kondisi geografis daerah Elpaputih yang memiliki lahan hutan cukup luas serta kondisi daratan yang ekstrim sehingga memerlukan metode konstruksi khusus yang sesuai.
"Model jalan yang saya rancang memiliki empat trase. Setiap trase memiliki panjang yang berbeda-beda dengan menyesuaikan kondisi dilapangan dan total panjang trase 4,37 km,” ujar Wahyu Aji.

Wahyu Aji menambahkan bahwa setiap trase dipilih dan dirancang berdasarkan kontur tanah dengan elevasi datar dan pemanfaatan tata guna lahan hutan sehingga tidak memerlukan aktivitas penggusuran dalam proses pembangunan jalan.
Nantinya, trase akan berbentuk alignment horisontal dan vertikal dengan penerapan sistem lalu lintas dua arah sebagai optimalisasi sistem transportasi yang ada.