Berita UI
Sejarah Berdirinya Fakultas Teknik Universitas Indonesia UI, Disetujui Oleh Bung Karno
Disetujui dari Bung Karno, cerita sejarah berdirinya Fakultas Teknik Universitas Indonesia UI. Diinsiasi insinyur yang tergabung dalam PPI.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Sejarah berdirinya Fakultas Teknik Universitas Indonesia UI, disetujui oleh Bung Karno.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia atau UI merupakan salah satu fakultas favorit yang diburu calon masiswa baru.
Diburu mahasiswa baru lantaran lulusan FTUI banyak dicari oleh perusahaan.
Baca juga: Pengelolaan Dana Abadi Universitas Indonesia UI untuk Menjadi World Class University
Meski demikian banyak yang belum tahu sejarah berdirinya Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Ternyata berdirinya Fakultas Tekni UI berawal dari niat baik dari teknokrat muda Indonesia. Bagaimana ceritanya?
Dilansir dari ui.ac.id sejarah FTUI berawal dari tawaran kaum muda Insinyur yang tergabung dalam Perkumpulan Insinyur Indonesia (PII).
Niat yang baik membuat PPI pun mencoba meminta persetujuan dari Presiden RI pertama Ir Soekarno.
Kepada Presiden Republik Indonesia pertama Bung Karno, PPP mengajukan berdirinya Faktultak Teknik UI.
Tujuannya untuk membenahi jalan-jalan protokol di Jakarta yang rusak berat.
Pada waktu itu Jakarta sedang mempersiapkan diri untuk Pekan Olah Raga Internasional GANEFO. Tawaran ini disambut dengan baik oleh Bung Karno.
Jadilah kesempatan langka ini diberikan dan dengan syarat pekerjaan harus dapat diselesaikan dalam waktu dua minggu.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Tenaga Medis, Universitas Indonesia Kolaborasi Lintas Institusi-Organisasi
Dipimpin oleh Ir. Slamet Bratanata, Ir. Roosseno, Ir. Sutami, Ir. Soehoed, tugas negara ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Setelah tugas membenahi jalan-jalan protokol selesai, insinyur-insinyur muda yang mempunyai semangat baja ini merasa masih ada “sesuatu” lagi yang harus dikerjakan.
Tapi apa? Maka muncullah kemudian ide cemerlang, “mengapa tidak didirikan saja sebuah fakultas teknik di Jakarta sehingga orang tidak perlu jauh-jauh ke Bandung untuk menuntut ilmu”.
Pada waktu diadakan acara menari lenso di Gedung Pembangunan (dahulu namanya Gedung Pola) untuk menghormati tamu-tamu kehormatan Ganefo, kesempatan yang baik itu tidak disiasiakan untuk menyampaikan ide tersebut kepada Bung Karno.
