Metropolitan
Pimpinan DPRD DKI Ungkap Sisi Positif dan Negatif Kehadiran Citayam Fashion Week di Jakarta
Pimpinan DPRD DKI Ungkap Sisi Positif dan Negatif Kehadiran Citayam Fashion Week di Jakarta
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengungkapkan sisi positif dan negatif kehadiran Citayam Fashion Week (CFW) di Dukuh Atas Sudirman, Jakarta Pusat.
Hal itu dikatakan Zita usai menjajal catwalk di zebra cross kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Sabtu (23/7/2022) lalu.
“Di sana itu ada sisi positif dan ada negatifnya. Positifnya pelaku UMKM-nya tumbuh semua, kedai-kedai kopi, kedai-kedai rumah makan, kaki lima, semuanya yang tadinya sepi ramai sekali. Jadi roda ekonomi berputar,” kata Zita di DPRD DKI Jakarta pada Selasa (26/7/2022).
Sementara itu dampak negatifnya, kata dia, lokasi Dukuh Atas menjadi agak kotor.
Bahkan di sana banyak didatangi anak di bawah umur, yang seharusnya berada di bawah pengawasan orangtua.
“Kami sebagai wakil rakyat itu harus adil memfasilitasi dan sebenarnya ini juga sudah ada juga kok di Jepang Harajuku,” ujar Zita.
“Jadi bukannya kami tutup, tapi kami fasilitasi menjadi sebuah fenomena ekonomi yang lebih baik, lebih rapih dan lebih tertata itu,” ucapnya dari Fraksi PAN.
Baca juga: Jauh Sebelum Terkenal, Ely Sugigi Akui Pernah Hidup Susah, Hampir Jual Ginjal untuk Biayai Hidupnya
Baca juga: Hore, Transjakarta Reaktivasi Rute Bus Rusun Flamboyan-Kalideres dan Rusun Kapuk Muara-Penjaringan
Menurutnya, kehadiran CFW di Dukuh Atas sebetulnya tidak terlalu mengganggu lalu lintas kendaraan, karena di sana bukan jalan umum yang bisa dilintasi dua arah.
Jika ditelisik, ucap dia, ruas jalan itu mengarah ke Stasiun MRT Jakarta.
“Tapi memang sih harus diatur menurut saya, supaya boleh diadakan Jumat, Sabtu dan Minggu. Misalnya dibikin CFD, kan ini fenomena bagus,” imbuhnya.
Sebagai wakil rakyat di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Zita tentu mendukung CFW karena menjadi ajang kreativitas para.
Pemerintah harus memberikan ruang sebesar-besarnya untuk pemuda dan pemudi yang datang ke sana.
“Kalau bisa yang di bawah umur itu diatur, lalu yang lain-lainnya diberikan ruang agar mereka bisa berekspresi dengan bebas,” ungkapnya.