Berita Depok
Pilah dan Daur Ulang Sampah Jadi Langkah Terpadu Pemkot Depok Tekan Volume Sampah ke TPA Cipayung
Pilah dan Daur Ulang Sampah Jadi Langkah Terpadu Pemkot Depok Tekan Volume Sampah ke TPA Cipayung
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dwi Rizki
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOJONGSARI - Sampah menjadi persoalan krusial yang dihadapi Pemerintah Kota (Pemkot) Depok saat ini.
Produksi sampah di Kota Depok saat ini mencapai 1.520 ton per hari.
Padahal daya tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung hanya sekitar 900-1.000 ton per hari.
Sampah yang tersisa tidak tidak bisa dilayani oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan sebagian dibakar oleh warga, terutama di daerah-daerah perbatasan.
Hal itu diungkapkan oleh Kasi Pengurangan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Depok Rolliansyah Dalius di Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Selasa (19/7/2022).
Untuk mengatasi persoalan sampah ini, DLH Kota Depok menggelar berbagai program pengelolaan sampah.
Salah satunya kegiatan sosialisasi Pemilahan Sampah dan Keterampilan Produk Daur Ulang (Bank Sampah) di Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, pada 19-21 Juli 2022.
Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA serta tokoh-tokoh masyarakat sebagai pendamping anak-anak.
Rolliansyah mengatakan kegiatan ini digelar untuk mewujudkan Kota Depok yang sehat dan bersih dari sampah.
Baca juga: Bikin Bangga, TK Negeri Pembina Cibinong Jadi Rujukan Sekolah Ramah Anak di Kabupaten Bogor
Baca juga: Terlilit Utang, 10 Preman Kuasai Rumah-Sekap Keluarga Purnawirawan Jenderal Polisi di Pasar Minggu
"Materinya tentang pemilahan sampah dan daur ulang sampah skala rumah tangga untuk anak-anak sekolah," jelasnya.
Dengan kegiatan ini, dia berharap Kota Depok bisa menjadi kota yang bersih dan sehat.
"Kota Depok sudah mendapat Penghargaan Adipura sebelumnya. Jadi kita sama-sama bergandengan tangan untuk mendapat Adipura yang akan datang," kata Rolliansyah.
Dia menambahkan sebetulnya ada program lain bagi sekolah-sekolah berkaitan dengan lingkungan hidup yaitu Adiwiyata.
Namun karena DLH juga menyasar anak-anak didik atau sekolah maka pihaknya pun mengajarkan tentang cara menjaga lingkungan hidup kepada siswa-siswi di Kota Depok.
"Dengan kegiatan sosialisasi ini mudah-mudahan bisa mengurangi produksi sampah di Kota Depok," papar Rolliansyah.
Bank Sampah
Rolliansyah menjelaskan sosialisasi bank sampah ini menyasar seluruh lapisan masyarakat di Kota Depok, termasuk ibu-ibu.
Namun ibu-ibu di Kota Depok sudah banyak yang tahu soal pemilahan sampah ini melalui program Walikot Depok yaitu RW Memilah.
"Target pak wali (Walikota Depok), terbentuk 925 RW Memilah. Sekarang baru ada 220 RW memilah. Kami akan bekerja keras untuk mencapai target itu," tambahnya.
Program RW Memilah ini menargetkan terbentuknya minimal 1 bank sampah di setiap RW.
"Jumlah bank sampah kita saat ini total mencapai 392 unit yang tersebar di beberapa wilayah. Kita akan tingkatkan terus jumlahnya," jelasnya
Menurut Rolliansyah, bank sampah di Kota Depok masuk kategori terbanyak dan terbaik se-Jawa Barat.
"Sampah yang masuk ke Bank Sampah kita sekitar 3-5 persen sampah per hari," ujarnya.
Selain bank sampah, upaya lain untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA Cipayung adalah dengan menambah jumlah UPS (Unit Pengelolaan Sampah).
Hingga kini Kota Depok memiliki 31 UPS dengan kemampuan pengelolaan sampah sekitar 100 ton per hari.
"Kita berusaha menambah jumlah UPS tetapi tidak mudah karena adanya pro-kontra dari warga," jelas Rolliansyah.
Dengan berbagai langkah ini, dia berharap bisa mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA Cipayung.
"Pembentukan bank sampah dan UPS diharapkan bisa mengatasi persoalan produksi sampah yang terus meningkat di Kota Depok," tutur Rolliansyah