Kisah Pesepak Bola Bagus Kahfi dari Main Tarkam Dibayar Rp 75 Ribu Hingga Kini Merumput di Eropa

Karier Bagus Kahfi kian melesat setelah penampilannya dilihat banyak orang di ajang Piala AFF U-16

Penulis: murtopo | Editor: murtopo
Tangapan layar Youtube Vindes
Pesepak bola Indonesia Amiruddin Bagus Kahfi yang kini bermain di klub asal Belanda Jong FC Utrecht berbagi kisahnya tentang sepak bola dan pengalamannya bermain di Eropa di channel youtube Vindes. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM -- Pesepak bola Indonesia Amiruddin Bagus Kahfi yang kini bermain di klub asal Belanda Jong FC Utrecht berbagi kisahnya tentang sepak bola dan pengalamannya bermain di Eropa.

Karier Bagus Kahfi kian melesat setelah penampilannya dilihat banyak orang di ajang Piala AFF U-16, bersama Timnas Indonesia Bagus Kahfi mampu menjadi Top Skorer dan meraih gelar juara Piala AFF U-16 tahun 2018.

Bagus Kahfi yang ikut serta untuk berlatih bersama Garuda Select akhirnya menemukan jalan untuk bisa berlaga di Eropa bersama pelatihnay Dennis Wise dan Des Walker untuk berlatih dan bermain sepak bola di Inggris.

Perjalanannya ke Inggris itu pula yang pada akhirnya membawa Bagus Kahfi bisa bermain di Belanda bersama Jong FC Utrecht.

Dalan sebuah sesi wawancara di channel youtube Vindes, Bagus Kahfi menceriakan semua perjalanan kariernya di sepak bola.

Sebelum menginjakkan kaki di Eropa sebagai pesepak bola,  Bagus Kahfi mulai gemar bermain sepak bola bersama kembarnya Bagas Kaffa karena melihat banyak temannya yang bermain sepak bola di Magelang.

Bahkan menurut Bagus sang ayah Yuni Puji Istiono yang penggemar otomotif tidak pernah mendukung dirinya bermain sepak bola daat masih usia belia. 

"Bapak saya lebih suka otomotif, sejak TK saya dan Bagas selalu diperkenalkan dengan motocrossm," ujar Bagus ketika menjadi bintang tamu di channel youtube Vincen Desta.

Baca juga: Bagus Kahfi Mulai Bersinar di FC Utrecht, Cetak Dua Gol di Satu Pertandingan

Bagas dan Bagus akhirnya memilih untuk ikut sekolah sepak bola bersama teman-temannya di kampung halamannya. 

"Main bola di kampung dan ikut teman yang belajar sepak bola di SSB, lalu saya ikut SSB. Saya tidak dilarang oleh ayah saya dan dia membebaskan saja, ayah saya tak pernah berbicara sepak bola bahkan tidak pernah antar saya dan Bagas untuk belajar sepak bola, Kami hanya ditemani oleh Mas Gusnu, tetangga saya," ujar Bagus.

Bagus dan Bagas pertama kali masuk SSB Naga Paksa kemudian pindah ke SSB Putra Harapan.

"Saya lama di Putra Harapan karena sering menjadi pemain cabutan di pertandingan tarkam. Saya dulu tarkam terus dan dapat uang Rp 75.000 dari hasil pertandingan tarkam," ujarnya.

Setelah mengetahui bakat kedua anaknya adalah bermain sepak bola akhirnya sang ayah mendukungnya dengan menjual motocross mini anaknya untuk digunakan membeli sepatu bola.

Baca juga: PSSI Minta AFF Segera Proses Laporan Terkait Pertandingan Thailand Vs Vietnam

"Bapak saya akhirnya mensuport saya untuk main bola ketika melihat kami main di final sebuah turnamen dan kami menang," ujar Bagus.

Lebih lanjut Bagus mengatakan semasa kecil dia bermain bola untuk kesenangan saja, tetapi ketika beranjak ke jenjang SMP sang ayah meminta agar Bagus dan Bagas fokus terhadap pilihannya sepak bola atau akademis.

Bagus dan Bagas akhirnya memilih untuk mendalami sepak bola.

Sang ayah tidak banyak berkomentar tentang sepak bola yang dipilih kedua putranya tapi secara diam-diam dia mensuport.

Saat juara piala AFF U-16 2018, sang ayah juga diam-siam datang bersama warga satu kampungnya mengunakan bus untuk mengaksikan mereka bertanding di Delta Sidorajo.

Perjalanan Karier Bagus dimuali ketika dia ikut Piala Menpora, saat itu dia menjadi pemain yang mewakili Kalimantan Tengah hingga akhirnya bisa membawa tim Kalimantan Tengah ke Jakarta sebagai juara 2 Nasional.

Baca juga: Ini 30 Pemain Muda Indonesia yang Disiapkan PSSI untuk Tampil di Ajang Piala AFF U-16

Selanjutnya Bagus membela Jawa Tengah di ajang Piala Menpora selanjutnya.

Dari dua turnamen tersebut penampilan Bagus dan Bagas dilihat pelatih nasional Fakhri Husaini.

Bagus dan Bagas akhirnya dipanggil untuk ikut seleksi Timnas U-15.

Saat seleksi timnas U-15 pelatih Fakhri Husaini masih belum bisa membedakan kedua anak kembar tersebut sehingga menempatkan penempatan posisinya pun tertukar.

Bagus yang biasa main sebagai bek tengah ditunjuk untuk main sebagai striker dan sebaliknya Bagas ditunjuk untuk main sebagai beg yang awalnya sebagai striker.

Meski demikian Bagus Kaffi dan Bagas Kaffa menerima keputusan tersebut dan tetap mengikuti arahan pelatih.

Posisi tersebut akhirnya terus menempel pada diri mereka hingga saat ini.

Hasil juara di turnamen pertama mereka Vietnam di ajang Tien Phong Plastic Cup 2017 memperlebar jalan Bagus menuju cita-citanya menjadi pesepak bola internasional.

Baca juga: PSSI Kirim Surat Protes Resmi ke AFF Soal Dugaan Match Fixing di Laga Thailand Vs Vietnam

Selanjutnya Bagus dan Bagas sukses  bersama Timnas Indonesia U-16 dibawah naungan kepelatihan Fakhri Husaini meraih ajang Piala AFF U-16 tahun 2018, mengalahkan Thailand melalui adu penalti (4-3) di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.

Setelah Juara AFF U-16 PSSI membawa sejumlah pemain terbaik dari timnas dan hasil seleksi Elit Pro Akademi untuk tergabung dalam Garuda Select dan diberangkatkan ke Inggris.

"Di Inggris kami main lawan seluruh tim Inggris dari divisi bawah sampai divisi 1 sampai lawan Chelsea dan Arsenal U-18. Selanjutnya Dennis Wise menawarkan saya untuk ikut program di musim selanjutnya dan saya bersedia," ujar Bagus.

Sementara kata Bagus, di musim selanjutnya saudara kembarnya Bagas memilih untuk tidak ikut dan memilih berkarier di Indonesia.

"Tapi sesi kedua nama Bagas ada di daftar nama tapi gak tau alasan kenapa dia tak berangkat. Sebenarnya sedih juga biasa berdua dia tak berangkat," ujarya.

Di musim keduanya Bagus berlatih di Inggris tanpa saudara kembarnya Bagus mendapatkan musibah cedera saat menghadapi Reading FC.

Baca juga: Piala AFF U-16 Digelar di Yogyakarta, 5 Pemain Muda Persija Jakarta Perkuat Timnas

"Saya berangkat sendiri dan cedera lah di Inggris lawan Reading FC, baru main 25 menit dan cetak gol 2-0. Saya dapat dua kali operasi lantaran cedera patah tulang tibula dan engkel. Sampai saat ini masih ada pen di kaki saya dan saya tidak bisa jongkok," ujarnya.

Meski mengalami cedera dan butuh waktu berbulan-bulan untuk menyembuhkan cederanya nasib Bagus tetap bagus, dia akhirnya mendapat tawaran untuk bermain di Belanda bersama Jong FC Utrecht.

"Saat ke Belanda saya melihat pengalaman baru di sepak bola. Kalau di Inggris kita harus segera ke depan baru berpikir akan melakukan apa, tapi di Belanda kita harus berpikir dulu baru melakukan sesuatu di lapangan," ujar Bagus.

Kata Bagus di Belanda bermain sepak bola lebih banyak mengugunakan otak dan menggunakan tenaga seefisien mungkin.

Bagus pun mengaku lebih suka tinggal di Belanda lantaran di sana banyak pula makanan Indonesia.

Setelah satu musim bermain bersama Jong FC Utrecht saat ini bagus tengah menjalani trial selama dua pekan di Yunani.

"Saat ini saya tengah trial 2 minggu di Yunani, semoga semuanya lancar dan semoga lancar untuk visanya," ujar Bagus.

Bagus juga mengatakan bahwa dia juga berusaha untuk mengajak serta saudara kembaranya Bagas untuk tampil di Eropa.

Agen Bagus juga ada keinginan untuk membawa Bagas untuk membawa ke luar negeri

"Saat ini Bagas main di Barito Putera dan menunggu kontraknya habis, agen saya juga akan membawanya ke luar negeri," ujar Bagus.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved