Kota Bogor
Jelang Idul Adha, Dedie A Rachim Imbau Masyarakat Tetap Berkurban-Tak Khawatirkan Virus PMK
Jelang Idul Adha, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim Imbau Masyarakat Tidak Khawatir Terkait Virus PMK
Penulis: Cahya Nugraha | Editor: Dwi Rizki
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Menjelang Hari Raya Idul Adha, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus berupaya menekan penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak khawatir PMK dan berkurban pada Hari Idul Adha mendatang.
"Memang ini permasalahan yang harus diselesaikan secara singkat, supaya tidak ada kekhawatiran di tengah masyarakat, khususnya pada perayaan kurban nanti," ucap Pelaksana Harian (Plh) Walikota Bogor, Dedie A Rachim
Dedie A Rachim menuturkan bahwa saat ini semua pihak yang terlibat sudah melakukan pengawasan ketat menjelang Hari Raya Idul Adha di beberapa sektor.
"Satgas yang diketuai BNPB, Sekda, kapolresta dan dandim, sehingga untuk masalah lalulintas pergerakan keluar masuk hewan kurban harus betul-betul kita waspadai supaya tidak terjadi penularan yang masif," ucapnya.
"Jadi kita atur, koordinasikan supaya lebih baik kedepan, yang paling dekat adalah bagaimana menghadapi Idul Adha supaya lebih kondusif," tambahnya.
Baca juga: Viral Kisah Cinta Beda Usia, Pria Ini Menikahi Wanita yang Lebih Tua dari Ibunya Tiga Tahun
Baca juga: Kasus Pengeroyokan Kakak Kelas ke Adik Kelas di SMAN 70 Jakarta, Polisi Upayakan Jalan Damai
Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya PMK ini, berharap agar umat muslim tetap bisa menjalankan ibadah dengan tenang sesuai dengan syariat Islam.
Sementara itu, saat pelaksaan kurban nantinya panitia kurban tidak menggunakan media plastik untuk pendistribusiannya.
"Pembagian daging kurban diupayakan untuk tidak menggunakan kantong plastik dan dicarikan media yang lain, ada besek, bongsang, dan beberapa macam kantong ramah lingkungan, dan bisa dimanfaatkan untuk hewan kurban," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah bersama dengan unsur terkait sudah melakukan berbagai langkah. Pertama, edukasi agar pemahaman masyarakat terhadap PMK itu lebih memadai dan dipahami.
"Kedua, kami melakukan pemetaan dan monitoring. Dimana saja kira - kira potensi terjadinya PMK dan kemudian kita lakukan treatment. Ketiga, kami juga melakukan vaksinasi dan pemberian obat-obatan kepada hewan yang masih sehat," sambungnya.
Dengan langkah - langkah tersebut, semua hewan kurban tidak berpotensi terpapar. Sehingga bisa dipastikan pula hewan tersebut layak untuk dikonsumsi. Termasuk pembentukan Satuan Tugas (Satgas) PMK tingkat kota hingga ke wilayah terkecil.
"Kami sangat ketat dan berkeinginan tidak terjadi atau meluas PMK di Kota Bogor. Makanya kami membentuk satgas, edukasi, monitoring, pengawasan di lapangan dengan tujuan agar tidak semakin meluas. Yang pasti ada hewan sakit yang ditangani secara klinis. Dan hewan sehat yang harus kita jaga kesehatannya agar tidak terjangkit," kata Dedie.
Selanjutnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor sudah melakukan vaksinasi pertama Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Kota Bogor.
"Jumlah dosis 10 botol bisa melakukan vaksin kepada 1.000 sapi, kita perhitungkan 800-900 ekor. Kedepannya ada dosis duanya, setelah jeda empat minggu," ucap Kepala DKPP Anas S Rasmana.