Warga Berharap Perlintasan Kereta di Rawageni Depok Tidak Ditutup Permanen

PT Kereta Api Indonesia memutuskan untuk menutup perlintasan sebidang liar dan tidak mempunyai izin ini secara permanen.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
Tribunnewsdepok.com/Hironimus Rama
PT Kereta Api Indonesia memutuskan untuk menutup perlintasan sebidang liar dan tidak mempunyai izin ini secara permanen. 

Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com Hironimus Rama

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, CIPAYUNG - Tabrakan antara kereta api dengan mobil Honda mobilio di perlintasan Rawageni, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, pada Rabu (20/4/2022) berujung pada ditutupnya perlintasan liar ini.

PT Kereta Api Indonesia memutuskan untuk menutup perlintasan sebidang liar dan tidak mempunyai izin ini secara permanen.

"Untuk keselamatan perjalanan KA dan pemakai jalan, perlintasan sebidang yang tidak mempunyai izin harus ditutup," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam keterangannya, Rabu (20/4/2022).

Menurut dia, penutupan perlintasan Rawageni ini selaras dengan Pasal 94 Ayat (1) Undang-undang 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

"Penutupan perlintasan liar di Rawageni bertujuan untuk menjaga keselamatan perjalanan Kereta dan mencegah hal yang serupa agar tidak terulang kembali," ujar Anne.

Nasrullah Wahab (65), tokoh masyarakat Rawageni, Depok.
Nasrullah Wahab (65), tokoh masyarakat Rawageni, Depok. (Tribunnewsdepok.com/Hironimus Rama)

Terkait hal ini, tokoh masyarakat Rawageni, Depok, berharap agar perlintasan ini tidak ditutup permanen.

"Kalau dari warga di sini, kita minta agar perlintasan ini tidak ditutup," kata Nasrullah Wahab (65) kepada TribunnewsDepok.com, Kamis (21/4/2022).

Dia menambahkan jalur jalan yang melewati perlintasan ini sangat penting karena menghubungkan Jalan Raya Citayam dengan kawasan Rawageni hingga Kampung Bulak.

Baca juga: Anne Purba: KAI Tutup Perlintasan Liar Citayam-Depok Buntut Kecelakaan KRL KA 1007

"Jalur ini sangat penting. Ini jalan utama bagi warga. Pak Camat Cipayung kalau ke Balaikota Depok sering lewat sini," ujarnya.

Karena itu, dia meminta kepada PT KAI agar tidak menutup jalan ini permanen.

"Kami mohon kepada pemda dan PT KAI agar jalan ini jangan ditutup permanen, apa yang perlu diperbaiki kita akan penuhi," kata Nasrullah.

Menurut dia, warga sudah berusaha mencegah terjadinya kecelakaan dengan menempatkan beberapa personel jaga.

Baca juga: Mobil Ahmad Yasin yang Tertabrak KRL di Perlintasan Kereta Rawa Geni Baru Dibeli Dua Bulan Lalu

"Kita punya 4 regu jaga mulai pagi hingga malam saat kereta terakhir lewat," paparnya.

Saat kecelakaan itu, lanjut dia, penjaga sudah berusaha menyetop kendaraan yang lewat namun mobil Honda Mobilio masih nekat jalan sehingga terjadi kecelakaan.

"Kata penjaga dia sudah meminta kendaraan berhenti saat kereta mau lewat tetapi mobil tetap jalan," ungkap Nasrullah.

Saat ini warga sedang mengusulkan kepada PT KAI agar perlintasan ini menjadi perlintasan resmi sehingga bisa dibuka lagi.

Baca juga: Kecelakaan KRL di Perlintasan Rawa Geni Depok, Warga: Biasanya Ada 2 Orang yang Jaga Palang

"Kita sedang buat suratnya. Kita usulkan ke Pemkot Depok agar ini jadi perlintasan resmi. Kita akan penuhi syaratnya," ucapnya.

Dia menambahkan warga sebenarnya tidak perlu melewati perlintasan ini jika ada jalan alternatif yang bagus dan besar.

Baca juga: Tabrak Mobil di Perlintasan Rawageni, Perjalanan KRL Jakarta - Bogor hanya sampai Stasiun Depok

"Kalau putar ke dipo jalannya sempit. Kita usulkan ke pemda melanjutkan pembangunan jalur jalan dua arah di sepanjang sisi rel kereta api Citayam-Depok," pinta Nasrullah.

Dia menjelaskan bahwa program pembangunan jalan dua arah di sisi rel kereta dari Bogor-Jakarta pernah dilakukan zaman dulu. Tetapi program ini tidak dilanjutkan.

"Kami minta Pemda melanjutkan program ini agar warga tidak perlu menyeberang di perluntasan liar lagi," pungkas Nasrullah.

Dijaga dua orang

Perlintasan kereta di Jalan Rawa Geni Raya ini memang hanya ditutup oleh sebilah bambu yang ujungnya diberikan pemberat dari kaleng yang sudah dicor dengan semen.

Menurut Ahmad warga sekitar, perlintasan kereta ini memang biasanya di jaga oleh dua orang yang bertugas menutup palang perlintasan jika ada kereta lewat.

"Biasanya ada dua orang yang jaga pintu kereta, tapi nggak tahu kok bisa kecolongan. Emang sih kalau kata orang-orang kebiasaan dua orang penjaga ini kalo kelihatan kereta udah dekat baru ditutup palangnya," ungkapnya.

Menurut Ahmad, setiap pagi arus lalu lintas di perlintasan pintu kereta ini cukup padat. Banyak warga Depok yang melintas untuk beraktifitas.

"Kalau pagi arus lalu lintas disini padat, banyak warga melintas dari arah Citayam melintas kesini," sebut Ahmad.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved