SEA Games

Prof Asmawi: Hasil PON Bukan Jaminan Atlet Dikirim Ke Multievent Internasional

SEA Games statusnya kini menjadi sasaran antara, bukan lagi sasaran akhir, Selanjutnya bakal ada Asian Games dan Olimpiade

Editor: Umar Widodo
Instagram
Sutjiati Narendra atlet senam ritmik yang mempertanyakan dirinya tidak bisa ikut SEA Games XXXI Vietnam meski dengan biaya pribadi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA – Perubahan paradigma olahraga di tanah air melalui Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) harus dipahami dengan tepat oleh semua cabang olahraga (cabor).

Kini, SEA Games bukan lagi menjadi tujuan, tetapi Olimpiade yang jadi sasaran akhir prestasi atlet Indonesia.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah meminta Kemenpora untuk melakukan review total ekosistem olahraga Indonesia pada perayaan Haornas 2020 lalu.

Menpora Zainudin Amali kemudian menjawabnya dengan membuat Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan sudah disahkan oleh presiden melalui Perpres No.86/2021.

SEA Games statusnya kini menjadi sasaran antara, bukan lagi sasaran akhir. Apalagi, selanjutnya bakal ada Asian Games yang beberapa hasilnya bisa menjadi ajang kualifikasi atlet untuk tampil di Olimpiade.

Karena itulah, menyambut SEA Games 2021, pengiriman atlet kini tak lagi jor-joran. Ada tolok ukur yang dipersiapkan dengan matang oleh tim review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON).

Ketua tim review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Prof. Dr. Moch. Asmawi
Ketua tim review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Prof. Dr. Moch. Asmawi (Istimewa)

Tim yang diketuai oleh Profesor Asmawi itu tak mau sekadar mengirimkan atlet, tetapi ada tolok ukur yang tepat.

“Saat ini, Indonesia memasuki fase perubahan yang tentu tidak semuanya bisa menerima perubahan tersebut. Padahal perubahan ini sudah merujuk pada peraturan-peraturan yang harus ditaati untuk kemajuan olahraga Indonesia kedepannya melalui pilihan yang berkualitas," kata Prof. Asmawi saat ditemui Selasa (19/4/2022) malam.

Salah satu contoh nyata ialah adanya atlet dari cabor senam yang bersikeras untuk diberangkatkan ke ajang SEA Games Hanoi 2021 karena merasa layak.

Padahal, saat dipantau dan ditimbang track record performanya, atlet tersebut masih kalah dengan empat atlet senam lainnya yang sudah mendapat rekomendasi dari tim review PPON untuk bertolak ke SEA Games 2021.

Baca juga: Menpora Tegaskan Efisiensi Keberangkatan Atlet ke SEA Games Vietnam Bukan Karena Anggaran Terbatas

Baca juga: Ketua Tim Review Kembali Tegaskan Pemilihan Cabor SEA Games Vietnam Dilakukan Secara Objektif

Sebelumnya, ramai dibicarakan oleh warganet terkait sosok atlet senam ritmik Sutjiati Narendra. Dia merasa tak diberangkatkan ke SEA Games padahal sudah meraih emas di PON XX Papua 2021 lalu. 

Setelah ditelisik dari data dan track record performa mereka selama ini, prestasi Sutjiati ternyata tak bisa melampaui atlet senam yang sudah dipilih untuk berangkat ke SEA Games 2021, Rifda Irfanaluthfi.

Rifda sudah teruji prestasinya, karena untuk level SEA Games, dia berhasil membawa pulang satu emas dan tiga perak pada edisi 2019 lalu di Manila.

Sementara, Sutjiati baru bisa berbicara banyak di ajang PON Papua.

Sutjiati Narendra 2
Sutjiati Kelanaritma Narendra pesenam asal Lampung meraih dua medali emas dan satu perak di PON Papua 2020
Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved