Berita Jakarta
Anggota DPRD Fraksi PDIP Sebut Sejak Awal Formula E Akan Ditolak Bila Target Penonton Hanya 10 Ribu
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini juga meminta kejelasan dari pihak Formula E terkait alasan mengurangi kapasitas penonton dari 90 ribu ke 10 ribu
Laporan wartawan wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti
TRIBUNNEWSDEPOK.COM GAMBIR -- Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak memberikan kritikan soal proyek Formula E Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurutnya, target penonton sejumlah 10 ribu sangat memalukan untuk kehebohan dan biaya yang luar biasa besar dikeluarkan untuk ajang balap mobil bertaraf Internasional itu.
"Jumlah pengeluaran yang dihitung dengan commitment fee Rp560 M dan pembangunan trek Rp150 M tentunya sangat mencengangkan, sebuah sirkuit dengan penonton hanya 10 ribu, perlu biaya Rp710 M dan target pemasukan dari tiket maksimal Rp10 M," ucap Gilbert melalui keterangan tertulisnya, Senin (28/3/2022).
Politikus PDI Perjuangan itu juga menuturkan bahwa jumlah kerugian Rp700 M tidak masuk akal, apalagi dengan penjelasan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang membandingkan ke GP Motor Mandalika, sesuatu yang sudah dilakukan (post factum), sedangkan Formula E masih rencana (ante factum).
Baca juga: Ada Revisi Terkait Faktor Keamanan dari FIA, Pembangunan Sirkuit Formula E Molor dari Target
"Target penonton 90 ribu sewaktu pembicaraan awal memang juga bikin bingung, sewaktu Pemprov DKI dengan antusiasme berlebihan menyampaikan hal tersebut," ungkap dia.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini juga meminta kejelasan dari pihak Formula E terkait alasan dari mengurangi kapasitas penonton dari 90 ribu ke 10 ribu yang dilakukan tanpa penjelasan yang jelas.
"Terbaca bahwa perhelatan ini tidak akan sukses, kegamangan di Pemprov DKI dan Panitia yang terlanjur sesumbar sejak awal, dan evaluasi mereka yang melihat bahwa ini program yang abal-abal tanpa perencanaan yang baik dan serba dipaksakan," ungkap dia.
Baca juga: Ketua DPRD DKI Minta Anies Turut Serta Diperiksa Soal Formula E, Politisi Gerindra: Kita Percaya KPK
Ia juga mengungkapkan bahwa berita yang menyebutkan soal tribun juga menunggu keputusan FEO sangat menyakitkan.
Apabila trek yang diputuskan FEO, tentunya masih bisa diterima. Akan tetapi tribun, yang nota bene uang rakyat Jakarta lalu diatur oleh FEO terasa mangganggu.
"Sebenarnya Pemprov saat ini bekerja menggunakan uang rakyat buat siapa? Buat rakyat yang tidak butuh Formula E atau buat FEO?," jelas dia.
Baca juga: Kerap Nyinyir hingga Lontarkan Kritik Pedas, Giring Diajak Politisi Gerindra Jajal Sirkuit Formula E
Gilbert berujar bahwa uang sejumlah Rp710 M sebenarnya sudah dapat membangun pabrik alat-alat medis dengan berkaca kepada mengerikannya kasus pandemi Covid-19.
"Dengan peralatan dan obat yang sulit sekali didapat seperti ventilator, termasuk jarum suntik, dan parasetamol musti diimpor. Gas O2 juga menjadi persoalan serius ditengah pandemi. Butuh hati yang berpihak kepada rakyat, bukan sekedar kata-kata yang ditata," tutup dia.
Sebelumnya diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara soal berkurangnya kapasitas tribune penonton ajang mobil bertaraf internasional yakni Formula E yang akan berlangsung 4 Juni mendatang di Kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Baca juga: Anies Diminta Tak Pakai Pawang Hujan untuk Formula E seperti Ajang MotoGP
Menurut pria yang disapa Ariza ini, terdapat dua kemungkinan yang menjadi penyebab berkurangnya kapasitas itu.
Diketahui, awalnya pihak PT JakPro selaku penyelenggara Formula E Jakarta 2022 menargetkan kapasitas tribune penonton di sirkuit Formula E Ancol mencapai 50.000 orang.
Namun, saat ini kapasitas tribun yang akan dibangun di Sirkuit Formula E di Ancol hanya berkapasitas 10.000 orang.
"Kalau soal kenapa, bisa ditanyakan oleh JakPro. Itu kan harus disesuaikan. Selain masalah masih pandemi mungkin, kedua apakah tempatnya memungkinan. Jadi harus disesuaikan dengan tempat yang ada," ucap Ariza di Duri Kosambi, Jakarta Barat, Minggu (27/3/2022).
Politikus partai Gerindra ini juga mengatakan bahwa penurunan kapasitas ini sebagai langkah yang baik dan sudah matang. Sehingga hal positif dan negatif sudah menjadi pertimbangan.
"Nanti kita diskusikan. Kalau jumlahnya berkurang kita harus hitung positif dan negatifnya. Panitia tentu harus menghitung positif dan negatifnya. Saya kira sudah dihitung. Jadi semua keputusan yang diambil oleh panitia, saya kira itu sudah yang terbaik, yang memungkinkan," jelas dia.(m27)