Covid 19
Kasus Covid-19 di Kota Bogor Melonjak, Bima Arya: Pasien Gejala Ringan Tidak Dirawat di Rumah Sakit
Bima Arya minta pasien gejala ringan tidak dirawat di rumah sakit.Hal ini antisipasi ketersedian tempat tidur saat kasus Covid-19 melonjak.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOGOR - Kasus Covid-19 di Kota Bogor melonjak, Bima Arya: pasien gejala ringan tidak dirawat di rumah sakit.
Wali Kota Bogor, Bima Arya memimpin rapat koordinasi secara virtual bersama Pimpinan Rumah Sakit se-Kota Bogor dalam rangka antisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bogor.
Baca juga: Tambah 1.112 Pasien Baru Covid-19, Rumah Sakit di Kabupaten Bogor Mulai Penuh
Pihaknya melakukan beberapa langkah-langkah cepat dan ingin memastikan bahwa yang diprioritaskan untuk diberikan layanan rawat inap di rumah sakit adalah para pasien yang betul-betul memerlukan perawatan secara intensif, yakni sedang dan berat.
"Tempat tidur di rumah sakit betul-betul diprioritaskan bagi pasien dengan gejala sedang, berat dan kritis,” kata Bima Arya di Balai Kota Bogor, Kamis (3/2/2022).
Baca juga: Hentikan PTM di Kota Bogor Tanpa Menunggu Keputusan Pemerintah Pusat, Ini Pertimbangan Bima Arya
Langkah ini dimaksudkan untuk mengendalikan angka ketersediaan tempat tidur. Hal tersebut mengikuti instruksi Menteri Kesehatan (Menkes) yang diturunkan kepada Gubernur Jawa Barat.
Selanjutnya kepada semua rumah sakit, Bima Arya meminta data-data terbaru, khususnya ketersediaan tempat tidur di bawah koordinasi Dinkes.
Berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes), konversi tempat tidur minimal 30 persen.
Disamping itu, prosentase komposisi pasien berdasarkan kondisi klinis secara berkala menjadi hal yang disampaikan Bima Arya. Ini ditujukan untuk mengetahui tingkat keterpaparan pasien.
“Kami ingin memastikan tidak ada pasien yang ringan tetapi dilakukan rawat inap,” katanya.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Depok Terus Bertambah, 29 Pasien Jalani Perawatan di RSUD Kota Depok
Kondisi saat ini diakuinya terjadi secara cepat dan diluar prediksi. Persiapan rumah sakit dari berbagai aspek harus diperhatikan secara benar-benar.
Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno menambahkan, persiapan secara menyeluruh dari berbagai aspek harus dilakukan seluruh rumah sakit di Kota Bogor. Di antaranya menyediakan tempat tidur isolasi minimal 30 persen konversi dengan evaluasi harian, menyiapkan fasilitas ICU untuk isolasi Covid-19.
“Saat ini angka tempat tidur dan ICU masih di 18 persen. Kemudian obat-obatan, oksigen, tenaga kesehatannya, beban dan pengaturan SDM-nya itu penting, agar pengalaman yang sudah-sudah tidak terulang lagi,” ujarnya.
Baca juga: Larang Minuman Keras di Wilayah Bogor, Bima Arya: Silahkan ke Kota Sebelah
Retno sapaannya menyatakan, pasien Covid-19 dengan kriteria OTG dan ringan, cukup menjalani isolasi mandiri atau ke pusat isolasi terpadu.
Atau bagi masyarakat yang mampu secara ekonomi terpapar Covid-19 bisa menjalani isolasi mandiri di hotel yang bekerja sama dengan rumah sakit berkoordinasi Dinkes Kota Bogor.
“Pemantauan dilakukan Dinkes. Rumah sakit boleh kerja sama dengan hotel untuk OTG dan gejala ringan berkoordinasi dengan Dinkes dan dibawah pengampunya rumah sakit tersebut,” katanya.