Dirut Taman Impian Jaya Ancol
Budi Aryanto: Enam Bulan Tanpa Pemasukan dan Coba Tawarkan Program Menarik Untuk Pengunjung
Budi menyebut pihaknya tidak berpangku tangan meratapi nasib. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat inovasi wisata rekreasi digital
Dalam situasi normal, berapa pengunjung per hari?
Kami kalau weekday sekitar 15.000 sampai 20.000. Kalau weekend rata-rata bisa 60.000 pengunjung.
Bagaimana nasib karyawan, ada yang sampai dirumahkan?
Sampai saat ini kami tidak ada PHK atau merumahkan karyawan. Jadi karyawan tetap bekerja seperti biasa kalau pun ada pegawai yang kontrak atau alih daya, ini juga diatur supaya mereka kebagian jam tugas, bergiliran.
Sehingga pada saat kami tutup ada istilah yang namanya BTT (bersama turun tangan).
Jadi teman-teman ini yang biasa di belakang meja, di back office pada saat kami tutup kemarin, mereka yang menyapu, membersihkan toilet, menjaga keamanan, menjadi sekuriti karena bagaimana pun banyak yang harus kami pelihara.
Apakah sekarang sudah mulai pulih jumlah pengunjung di Ancol?
Kalau disebut pulih masih jauh. Kondisi kami kalau dibandingkan dengan tahun 2019, kunjungan kami baru 25 persen, baru seperempat dari normal.
Secara pendapatan pun sama, kami masih kurang lebih paling tinggi sekitar 40 persen dari kondisi normal.
Memang cukup berat karena hal ini terkait regulasi yang harus dipatuhi seperti kuota, operasional, dan lain-lain.
Apa saja program yang dirancang pihak Ancol kepada pengunjung di tengah pandemi Covid-19?
Sebetulnya dari mulai pandemi kami sudah coba pikirkan seperti apanya. Kami ini kan bisnis rekreasi yang kaitannya mendatangkan pengunjung, menciptakan crowd (kerumunan).
Sekarang kami berpikir bagaimana Ancol hadir ke rumah masyarakat. Jadi kami yang mendatangi pengunjung bukan hanya mendatangkan pengunjung ke sini.
Dalam hal tersebut disiapkan beberapa acara-acara seperti virtual rekreasi ke Sea World, pantai, dan lain-lain.
Kemudian ada program edutainment virtual dan ini juga kami berikan baik itu secara free kepada masyarakat pun dibuat jadi satu kelompok dari sekolah, masyarakat yang memang khusus ingin mengunjungi Ancol secara virtual.