Penelitian UI

Hasil Penelitian UI, Ampas Kopi Dapat Dijadikan Baterai Kendaraan Listrik, Begini Cara Buatnya

Ampas Kopi dapat dijadikan baterai kendaraan listrik. Hal itu merupakan hasil penelitian Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik UI.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Dok. Humas dan KIP UI
Hasil Penelitian UI, Ampas Kopi Dapat Dijadikan Baterai Kendaraan Listrik, Begini Cara Buatnya 

Konsumsi bahan bakar juga semakin besar.  Sebab itu, baterai lithium graphite yang ada saat ini lumayan berat dan untuk mengurangi bobot, tim mencoba mengembangkan material yang lebih ringan.

Sehingga berat baterai dapat berkurang sampai mencapai target 200 kg.

"Tim kami juga sedang meneliti bagaimana agar waktu pengisian daya dapat lebih singkat seperti halnya pengisian bahan bakar pada kendaraan konvensional,” kata Nofrijon.

Keunggukan Baterai Lithium-Ion LTO

Nofrijon menjelaskan, keunggulan baterai Lithium-Ion dengan LTO yang dikembangkan yaitu bobotnya yang ringan dan waktu pengisian daya yang lebih cepat.

Tim Peneliti FTUI memperkirakan baterai mobil listrik dengan LTO ini dapat mencapai bobot 200 kilogram jauh lebih ringan dibandingkan dengan baterai berkapasitas sama yang ada saat ini dengan bobot kisaran 500 kilogram.

Dengan bobot yang ringan itu, jarak tempuh yang bisa dicapai mobil akan meningkat.

Baca juga: UI Depok Menuju Entrepreneurial University Butuh Sinergitas Seluruh Civitas Akademika

Sementara waktu pengisian daya baterai saat ini adalah 30 menit dengan target kedepannya mencapai 15 menit untuk full charging.

Waktu ini lebih cepat dibandingkan baterai mobil listrik yang saat ini membutuhkan 1.5 – 2 jam waktu pengisian daya.

Dekan FTUI, Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng., menambahkan bahwa Inovasi baterai listrik dari FTUI ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Ia berharap pihak industri dapat menyerap inovasi yang dihasilkan oleh sivitas akademika FTUI untuk kemudian dikomersialisasikan.

"Hasil penelitian ini menunjukkan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi penguasa pasar dalam hal baterai kendaraan listrik dengan begitu banyak material pembuatan baterai listrik ini tersedia di alam Indonesia," kata Hendri D.S.

Teknologi Bus Listrik

Sementara itu, Direktur Research Center for Advanced Vehicle (RCAVe) Dr. Mohammad Adhitya, S.T., M.Sc., menyampaikan bahwa penelitian baterai listrik ini merupakan bagian dari riset besar RCAVe yang saat ini tengah mengembangkan teknologi bus listrik berukuran besar.

Hal itu dilakukan bersama beberapa mitra industri dalam negeri melalui program riset produktif (Rispro) LPDP. Di antaranya adalah LMAB, PINDAD, NSAD, dan AICOOL.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved