Berita Nasional

Rohidin Mersyah Gandeng Warkop Digital dan Bank Indonesia Gali Potensi Kopi Bengkulu

Rohidin Mersyah Gandeng Warkop Digital dan Bank Indonesia Gali Potensi Kopi Bengkulu. Berikut Selengkapnya

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dalam webinar Festival Rafflesia Menuju Ekonomi Baru pada Kamis (30/9/2021). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Gali potensi sekaligus mengembangkan bisnis kopi Bengkulu, Pemprov Bengkulu menggandeng Warkop Digital dan Bank Indonesia.

Kabar baik itu disampaikan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Dirinya mengungkapkan, Provinsi Bengkulu telah lama dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi robusta nasional ketiga.

Bahkan pada tahun 2019, kopi Bengkulu mengikuti kompetisi kopi robusta internasional di Paris, dengan meraih tiga buah medali. Dalam kesempatan itu, Kopi Bengkulu dinobatkan sebagai kopi robusta terbaik di dunia dalam kontes AVPA France.

Hanya saja, mayoritas produksi kopi masih dilakukan secara tradisional, sehingga banyak potensi yang bisa digali melalui UMKM.

Namun untuk pemasaran, kopi Bengkulu sudah dipromosikan ke sejumlah negara lewat Warkop Digital dengan brand Bencoolen Coffee.

Warkop Digital adalah program wirausaha kedai kopi dengan pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran, percepatan akses, dan pelayanan informasi untuk membangun usaha mikro.

“Sejak 2018 kami menggagas bagaimana pemasaran kopi Bengkulu melalui Warung Kopi Digital yang kini sudah hadir di Malaysia, bahkan sampai Kazakhstan,” kata Rohidin saat webinar Festival Rafflesia Menuju Ekonomi Baru pada Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Hadiri Wisuda Virtual Universitas Mercu Buana, Sandiaga Uno: Kolaborasi Untuk Pemulihan Global

Baca juga: Jadi 50 Desa Wisata Terbaik, Sandiaga Uno Harapkan Peluang Usaha Tercipta di Desa Warna Burai

Rohidin menjelaskan Warkop Digital akan menjadi wadah pusat bagi desa untuk mempromosikan produk kopi mereka. Sekaligus meningkatkan literasi digital dan keuangan masyarakat desa.

“Kami ingin mendorong agar Indonesia literasi digitalnya betul-betul tumbuh melalui pedesaan dan komoditas yang dipasarkan adalah hasil petani di pedesaan," ujarnya.

Sementara itu, inisiator Warkop Digital, Dedi Yudianto menuturkan bahwa digital hub ini menawarkan dua jenis perdagangan, yaitu menjual produk lokal via daring, dan melihat potensi produk lokal untuk dijual offline.

Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Desa, Warkop Digital Manfaatkan Kredit Usaha Rakyat

Baca juga: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Dorong Alumni Prakerja Berani Usaha Kopi di Warkop Digital

Adapun guna membantu pelayanan digital tersebut, Warkop Digital menggandeng Bank Indonesia untuk menggunakan sistem transaksi digital QRIS atau standarisasi sistem pembayaran berbasis QR Code.

Sebelum ada QRIS, merchant harus menyediakan QR dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang berbeda satu sama lain, sehingga butuh masing-masing QR yang berbeda untuk setiap aplikasi PJSP yang dinilai kurang efisien.

Namun dengan adanya QRIS, transaksi digital akan lebih efisien, mudah, aman dan universal.

“QRIS ini juga bisa diagenkan. Melalui Warkop Digital, kita membentuk agen-agen QRIS yang nantinya mereka bisa pasang di semua merchant dan mereka dapat komisi dari transaksi itu. Jadi menjadi agen QRIS pun bisa memiliki pendapatan dari Warkop Digital,” jelas Dedi.

Bukan cuma di Bengkulu, Warkop Digital juga akan hadir di 8.490 kelurahan dan 75.436 desa di seluruh Indonesia.

“Kita ingin mengembangkan warkop kopi dengan sentuhan digital. Warkop Digital menghubungkan informasi ke setiap pelosok desa sehingga masyarakat bisa berbisnis online,” kata Dedi.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved