Berita Jakarta

Kisah Inspiratif, Berkat Doa Orangtua Effendi Koto Sukses Jalani Usaha Atribut Parpol Modal Rp 4.000

Menjadi pengusaha sukses tak hanya berkat usaha kerja keras, melainkan juga karena doa orangtua. Hal itu dialami Effendi Koto, pengusaha atribut.

Editor: dodi hasanuddin
Wartakotalive.com/Desy Selviany
Kisah Inspiratif, Berkat Doa Orangtua Effendi Koto Sukses Jalani Usaha Atribut Parpol Modal Rp 4.000. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Berkat doa orangtua Effendi Koto sukses jalani usaha atribut parpol, modal cuma Rp 4.000.

Kisah sukses pengusaha atribut di Pasar Senen, Jakarta Timur, dapat menjadi inspirasi.

Awalnya menjadi gembel saat tiba di Jakarta, kini pendapatannya rata-rata ratusan juta per bulan.

Keberhasilan Effendi Koto tak lepas dari bimbingan orangtua.  Tak hanya bimbingan, doa dari orangtunya membuat bisnis yang dijalankannya pun menjadi sukses.

Baca juga: Bagus Kahfi Mulai Bersinar di FC Utrecht, Cetak Dua Gol di Satu Pertandingan

Restu orangtua itu memang berkah bagi perjalanan hidup sang anak.

Butuh mental baja dalam menjalankan bisnis atribut partai di Jakarta.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Depok Hari Ini Senin 6 September, BMKG: Pagi Cerah Berawan Siang Hujan Ringan

Pemilik CV Harapan Perdana, Effendi Koto mengaku pernah membuka usaha bermodalkan uang Rp 4.000 dan menelan kerugian hingga Rp 30 miliar.

Kisah itu diceritakan Effendi dalam acara "Ngelapak Bareng Bang Ir" yang tayang di Youtube Warta Kota Production.

Effendi menyebut ia tiba di Jakarta tahun 1993. Uangnya tersisa Rp 4.000.

"Ketika itu uang segitu senilai dengan tiga bungkus nasi padang," kata Effendi kepada Warta Kota di Toko CV Harapan Perdana, Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (25/8/2021).

 

 

 

Awalnya Effendi bekerja di tempat percetakan atribut partai milik keluarga satu kampungnya yang berasal dari Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Selama bekerja sebagai buruh atribut partai, kehidupan Effendi serbakekurangan.

Kehidupannya saat itu bisa dibilang seperti gembel karena kerap tidur di pasar dan makan satu kali sehari.

Baca juga: Saipul Jamil Tebar Pesona Setelah Bebas dari Penjara, Gus Miftah: Juara Olimpiade?

Kemudian, setelah memiliki ilmu yang cukup, ia memberanikan diri membuka usaha percetakan sendiri.

Effendi mencoba peruntungan pada tahun 1999 dengan membuka CV Harapan Perdana di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Ia merogoh kocek hingga Rp 10 juta untuk menyewa toko dan membeli barang-barang.

Indonesia yang mulai memasuki era demokrasi dengan hiruk pikuk pemilu membuat usaha Effendi moncer.

Baca juga: Polisi Akui Kesulitan Kumpulkan Alat Bukti, Komnas HAM Berharap Pegawai KPI Tak Jadi Korban Dua Kali

Terlebih saat jumlah partai di Indonesia sempat mencapai angka 40 pada tahun 2006.

Sangking mulusnya, Effendi sampai buka 13 toko cabang percetakan atribut politik di kawasan Jakarta.

Musim Pilkada, Pemilu, dan Pilpres yang datang silih berganti membuat Effendi tak pernah sepi orderan di kala itu.

Bahkan ia sampai bisa kenal dengan tokoh-tokoh politik ternama Indonesia karena usahanya.

Baca juga: Lewat Desa Wisata, Sandiaga Uno Yakini Pemulihan Ekonomi Terwujud di Lapisan Akar Rumput

Namun karena terlena dengan kusuksesan itu, Effendi sampai berani mengambil pesanan tanpa down payment (DP) atau pembayaran di awal.

Di tahun 2009, saat Pemilu serentak, Effendi mendapat pesanan atribut partai senilai Rp 30 miliar dari salah satu partai.

Saat itu ia tidak meminta DP dengan alasan pertemanan dan kepercayaan.

Ia pun mengeluarkan modal Rp 3 miliar untuk pembuatan atribut partai.

Nahas, ia tidak mendapatkan bayaran dari atribut partai yang sudah terlanjur dibuatnya.

Baca juga: Waduh, Walau Ditemukan Pelanggaran, Hollywings Kemang Tak Diganjar Sanksi Oleh Aparat Kepolisian

Demi menutupi dan menambal kerugian, Effendi harus menutup 10 cabang tokonya.

Tidak sampai tiga bulan, Effendi kembali bangkit.

Ia mendapatkan tawaran percetakan atribut partai dari relasinya di Lampung.

Saat itu Effendi pun kembali mendapatkan untung.

Saat ini ada sekira 50 orang yang bekerja dengan Effendi di tiga toko percetakan atribut partai miliknya.

Setiap bulannya, Effendi mendapat pemasukan Rp 500 juta.

Baca juga: Dua Hari Penerapan Uji Coba Ganjil Genap Puncak, Aparat Gabungan Klaim Putar Balik Ribuan Kendaraan

Namun karena pandemi, keuntungan Effendi turun drastis menjadi Rp 100 juta per bulan.

Terlebih saat PPKM Darurat, toko percetakan atribut Effendi harus tutup selama satu bulan penuh.

Effendi mengatakan bahwa modal menjadi pengusaha atribut partai ialah hanya mental baja dan doa orangtua.

"Kalau seandainya mau maju maka berbaktilah kepada orangtua. Karena kunci kesuksesan kita semua dari orangtua," pesan Effendi.

Baca juga: Najwa Shihab Hingga Sutradara Angga Dwimas Sasongko Kecam Keras Glorifikasi Kebebasan Saipul Jamil

Sementara itu Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengakui kehebatan mental Effendi dalam berbisnis atribut partai.

Kata Irwandi yang juga pernah membuka usaha percetakan atribut partai, mental usaha itu memang sudah dibentuk orang perantau asal Pariaman.

"Dulu saya juga ketika kuliah mencoba buka usaha percetakan atribut partai di Pasar Senen. Di lantai 1 Pasar Senen ini memang kami semua satu keluarga sekampung dari Pariaman," ujar Irwandi yang juga memandu acara "Ngelapak Bareng Bang Ir".

Irwandi menjelaskan bahwa modal perantau Pariaman yang membuka usaha percetakan memang doa orang tua dan berani ambil risiko untuk bertarung. (Desy Selviany)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved