Lingkungan Hidup

Dukung Indonesia Dalam Penanganan Krisis Iklim di COP30 Brasil, Swedia Siap Kolaborasi Aksi Hijau

Pemerintah Indonesia dan Swedia menggelar pertemuan terkait aksi perubahan iklim di Brasil pada Selasa (12/11/2025)

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Hironimus Rama
Dok. Kementerian Lingkungan Hidup
COP30 BRASIL - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol (kanan-depan) menggelar pertemuan dengan perwakilan pemerintah Swedia disela kegiatan COP30 Brasil, Selasa (11/11/2025) 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Swedia menyampaikan dukungannya terhadap Indonesia dalam penanganan krisis iklim dan mengapresiasi atas kerja sama yang terjalin dengan Indonesia di bidang lingkungan hidup.

Hal itu diungkapkan Diana Janse, State Secretary to Minister for International Development Cooperation and Foreign Trade, saat pertemuan dengan Menteri Lingkuingan Hidup Republik Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq disela kegiatan COP30 Brasil pada Selasa (11/11/2025).

"Kami mengadakan pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia dan membahas hubungan yang sangat baik antara kedua negara, terutama dalam studi mengenai isu-isu hijau dan bagaimana hal tersebut didukung oleh jaringan kami," ujar Diana dalam keterangan tertulis, Rabu (12/11/2025).

Baca juga: Indonesia Pimpin Upaya Global Bangun Pasar Karbon Berintegritas Tinggi di COP30 Brasil

Dalam pertemuan ini, Indonesia dan Swedia sepakat untuk menguatkan kerjasama dibidang aksi iklim dan akan segera ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama dan rencana kolaborasi.

"Kami mengundang Indonesia untuk turut memberikan sambutan pada pembukaan Paviliun Swedia di COP30 Belem sebagai Apresiasi terhadap kemajuan kebijakan aksi iklim Indonesia," ujarnya.

Sementara Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisol, menegaskan Indonesia terus mendorong  percepatan upaya perubahan iklim dengan memobilisasi pendanaan iklim dari berbagai sumber.

"Kegiatan COP30 di Brasil tidak hanya soal penjualan karbon tapi yang lebih penting adalah konsen dengan krisis iklim," paparnya.

Untuk itu Indonesia mengupayakan dengan memobilisasi pendanaan iklim dari berbagai sumber, baik melalui kemitraan bilateral dan multilateral.

"Carbon trade hanya salah satu sumber yang difasilitasi Pemerintah," ungkap Hanif Faisol dalam pertemuan bilateral dengan Pemerintah Swedia ini.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan Indonesia sangat fokus dengan krisis iklim yang penanganannya butuh perhatian dan pendanaan iklim yang memadai.

"Ini tidak boleh dipandang hanya dari carbon tradenya saja tapi soal penanganan krisis iklim yang sedang dihadapi dunia saat ini," tegasnya.

Indonesia telah melakukan Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan berbagai skema karbon compliance dan skema karbon sukarela.

Pemanfaatan Carbon Pricing atau Nilai Ekonomi Karbon menjadi salah satu strategi pendanaan iklim dan menjadi insentif bagi para pelaku aksi mitigasi yang terverifikasi sesuai panduan implementasi Paris Agreement.

"Insentif yang diperoleh dari NEK ini diharapkan dapat menggulirkan aksi mitigasi lebih lanjut dengan tidak membebani anggaran negara/pemerintah," tutur Hanif.

Melalui forum iklim dunia seperti COP30, lanjut dia, Indonesia berupaya memperkuat kepercayaan pasar global dengan membuka skema seller meet buyer agar pelaku pasar dapat saling terhubung secara langsung.

Sumber: Tribun depok
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved