Kriminalitas

Aksinya Terbongkar, Dokter Cabul yang Bius dan Rudapaksa Keluarga Pasien Berupaya Akhiri Hidup

Editor: murtopo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DOKTER CABUL - Polisi memamerkan dokter cabul yang merudapaksa keluarga pasien di Bandung, Jawa Barat ke hadapan publik dalam konferensi pers yang berlangsung Rabu (9/4/2025). (TribunJabar.id)

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BANDUNG -- Dokter cabul yang memperkosa keluarga pasien Priguna Anugerah Pratama diduga memiliki kelainan seksual. 

Hal itu diketahui saat Ditreskrimum Polda Jawa Barat melakukan pemeriksaan terhadap tersangka usai diringkus Polisi sedari Maret 2025 lalu.

Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Surawan seperti dimuat TribunJabar, tidak menampik bahwa dari hasil pemeriksaan sementara, dokter Priguna memiliki sedikit kelainan seksual. 

“Dari pemeriksaan beberapa hari ini memang pelaku mengalami sedikit kelainan dari segi seksual,” jelasnya di Polda Jawa Barat, Rabu (9/4/2025). 

Namun demikian kata Surawan, pihaknya masih harus memeriksakan Priguna ke ahli psikologi dan ahli psikologi forensik untuk menguatkan temuan Kepolisian.

“Dan juga hasil pemeriksaan pelaku akan diperkuat dari ahli psikologi forensik, sehingga kita menguatkan adanya kelainan seksual pelaku,” tuturnya.

 

Baca juga: Viral, Dokter di Bandung Bius dan Rudapaksa Keluarga Pasien Saat Menunggu di Rumah Sakit

Berencana Akhiri Hidup 

Sementara itu usai melakukan kekerasan seksual terhadap keluarga pasien di RSHS, dokter residen anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Priguna Anugerah P disebut berencana mengakhiri hidupnya. 

Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan mengatakan, pelaku ditangkap di apartemennya yang berada di Kota Bandung lima hari setelah pelaku melakukan aksi bejatnya. 

Diketahui, aksi bejat itu dilakukan pelaku pada Selasa, 18 Maret 2025 lalu.

Surwan menyebut, saat tersangka mengetahui korban melaporkan perbuatannya ke Polda Jabar, Priguna sempat melakukan percobaan bunuh diri karena panik.

"Ditangkap di apartemen, pelaku sempat mau bunuh diri juga, sempat memotong mencoba memotong nadi," kata Surawan di Mapolda Jabar, Rabu (9/4/2025).

Baca juga: Ini Tampang Dokter Cabul yang Bius dan Rudapaksa Keluarga Pasien di Bandung​​​​

Upaya mengakhiri hidup yang dilakukan Priguna berbuntut panjang, dia pun sempat dirawat di rumah sakit akibat aksi nekatnya itu.

"Sempat dirawat, setelah dirawat baru ditangkap," ujarnya.

Kemudian menurut Surawan, modus yang dilakukan pelaku mengambil darah korban karena kondisi sang ayah kritis.

"Dalih pelaku ambil darah, karena ayahnya kritis jadi darah anaknya saja," tuturnya.

Menurut Surawan, aksi pelecehan seksual yang dialami korban terjadi usai pelaku mengambil darah dari tangan korban. 

Baca juga: Sosok Dokter yang Bius dan Rudapaksa Keluarga Pasien di Bandung, Disebut Sudah Menikah

Pelecehan seksual itu dilakukan di gedung MCHC lantai 7 RSHS Bandung pada Tanggal 18 Maret 2025 pada pukul 01.00 WIB.

"Enggak tahu tujuannya apa, lalu dibawa ke ruangan itu, setelah ambil darah dan kejadian itu," pungkasnya.

Atas kejadian tersebut, RSHS Bandung menyatakan kekecewaannya setelah salah satu calon dokter yang menjalani pendidikan profesi di rumah sakit tersebut tersandung kasus kriminal. 

Kejadian ini dianggap tidak hanya mencoreng nama baik institusi, namun juga di dunia pendidikan kedokteran.

Dirut RSHS Bandung Rachim Dinata Marsidi mengaku sangat kecewa dengan tindakan pelaku. 

Menurut Rachim, perbuatan kriminal tidak bisa ditolerir dan yang bersangkutan telah dikeluarkan dari rumah sakit sebagai calon dokter spesialis.

"Jelas lah (sangat kecewa), itu kan kalau sudah ke kriminal," kata Rachim saat dihubungi, Rabu (9/4/2025).

Universitas Padjadjaran (Unpad) angkat bicara terkait dugaan pemerkosaan yang dilakukan dokter residen anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) Unpad. 

Dugaan pemerkosaan terjadi di RSHS Bandung.

"Unpad dan RSHS mengecam keras segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual, yang terjadi di lingkungan pelayanan kesehatan dan akademik," kata Dekan FK Unpad Yudi Hidayat dalam keterangan tertulisnya.

Yudi menegaskan jika pihaknya dan RSHS akan terus mengawal kasus ini. Tindakan tegas akan diambil Unpad.

"Unpad dan RSHS berkomitmen untuk mengawal proses ini dengan tegas, adil, dan transparan, serta memastikan tindakan yang diperlukan diambil untuk menegakkan keadilan bagi korban dan keluarga serta menciptakan lingkungan yang aman bagi semua," ungkapnya.