TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Big data disebut dapat menyelesaikan persoalan utama di Polri, termasuk kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.
Hal tersebut diungkap Pengamat Kepolisian, Herman Widjojo, dalam acara diskusi publik bertajuk "Reformasi Polri dan Kritik Atas RUU Perubahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kamis (1/8/2024).
"Saya yakin banyak permasalahan yang akan muncul, banyak kontroversi, tapi itu (big data) pada saat ini menjadi satu-satunya solusi yang bisa memberikan kejelasan kepada semua pihak secara terang benderang bagaimana persoalan bisa dipecahkan secara objektif," ujarnya, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis.
"Termasuk mungkin kasus Vina, karena kasus Vina itu juga permasalahannya sekarang adalah lebih ke isu-isu yang sifatnya adalah non-prosedural. Kalau kita sudah mempunyai data yang cukup detail, saya rasa masalah isu-isu seperti Vina akan selesai dengan sendirinya," sambung dia.
Baca juga: Kasus Manipulasi Nilai Rapor di SMPN 19 Depok, Kejari Periksa Tiga Guru
Menurut Herman, sumber daya manusia (SDM) Polri cukup kapabel untuk melakukan transformasi digital dengan big data dan AI.
"Saya rasa mereka sudah setengah siap. Artinya pada saat ini mereka sudah memiliki banyak sistem IT yang mereka sudah menguasai database," bebernya.
Sehingga, untuk berubah atau berevolusi kepada big data, Herman mengatakan akan jauh lebih mudah.
"Karena kapabilitas mereka pada saat ini sudah cukup mengetahui knowledge walaupun di sana-sini kita tentu perlu pembelajaran," katanya.
Baca juga: Politik SARA Masih Hantui Pilkada Jakarta, Bawaslu Petakan Kerawanan Kategori Tinggi
Ia menambahkan, butuh waktu 2-3 tahun transformasi digital dapat berjalan sehingga tujuan perbaikan Polri dapat tercapai.
Kalau di investasi IT, lanjut Herman, orang ingin mendapatkan quick win, dalam artian orang-orang ingin segera mendapatkan hasil seperti yang diinginkan.
"Investasinya karena IT juga perkembangan luar biasa, ya paling nggak kita memang belum ada histori. Cuma long term untuk investasi IT itu biasanya mereka paling enggak dalam 2-3 tahun mereka sudah bisa melihat hasilnya dan bisa dianggap bahwa hasilnya berhasil atau tidak," tutur Herman.
Baca juga: Bolos Paripurna Buat Pilates dan Nikmati Sepotong Kue, Zita Anjani Dicecar Anggota Dewan Saat Rapat
Ada beberapa hal yang menjadi prasyarat keberhasilan transformasi digital di Korps Bhayangkara.
Herman melihat saat ini tujuan utama yang sudah direncanakan ke depan, tercapai atau tidak.
"Setelah itu adalah masalah keberlangsungan, artinya IT itu bukan sekali jadi kemudian dia akan berjalan dengan sendiri tanpa perubahan. Justru di proses perubahan perkembangan IT itu yang akan menjadi titik keberhasilan apakah suatu sistem bisa dijalankan secara benar, efektif dan mencapai tujuan," pungkasnya. (m31)