Pendidikan

Mengenal Prodi Teknik Sipil Pertahanan di Akademi Militer yang Pendaftaran 2024 Akan Segera Dibuka

Editor: dodi hasanuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengenal Prodi Teknik Sipil Pertahanan di Akademi Militer yang Pendaftaran 2024 Akan Segera Dibuka

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Banyak generasi muda Indonesia terutama mereka pelajar SMA sederajat bercita-citra menjadi anggota TNI.

Selain dapat mengabdi kepada negara, menjadi anggota TNI juga menjadi kebanggaan keluarga.

Sebab itu mereka berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk menjadi perwira, bintara dan tamtama TNI.

Baca juga: VIDEO : Membanggakan, Dua Taruna Akmil Lulus Akademi Militer Sandhurst Inggris

Terutama Akademi Militer yang terletak di Jalan Jendral Gatot Soebroto No.1, Magelang, Jawa Tengah.

Lulusan Akademi Militer menjadi perwira berpangkat Letnan Dua TNI.

Meski banyak generasi muda yang kepincut daftar menjadi taruna Akmil, namun masih banyak yang belum tahu sejarah Akmil.

Sejarah Akademi Militer

Dikutip dari laman akmil.ac.id, Akademi Militer bermula dari didirikannya Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945, atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.

Pada tahun 1950, MA Yogyakarta setelah meluluskan dua angkatan, karena alasan tehnis, ditutup untuk sementara dan taruna angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Nederland.

Pada kurun waktu yang sama diberbagai tempat lain (Malang, Mojoangung, Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, Prapat) didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD / ABRI pada waktu itu.

Baca juga: Siap-siap Pendaftaran Taruna Akmil 2024 Akan Dibuka, Ini Persyaratan yang Perlu Diketahui

Pada tanggal 1 Januari 1951 di Bandung didirikan SPGi AD (Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat), dan pada tanggal 23 September 1956 berubah menjadi ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat).

Sementara itu pula pada tanggal 13 Januari 1951 didirikan pula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) di Bandung.

Mengingat pada saat itu banyak sekolah perwira TNI AD, maka muncul gagasan dari pimpinan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi Militer, gagasan ini pertama kali dimunculkan pada sidang parlemen oleh Menteri Pertahanan pada tahun 1952.

Setelah melalui berbagai proses, maka pada tanggal 11 November 1957 pukul 11.00 Presiden RI  Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang.

Baca juga: Mau Jadi Letnan Dua TNI, Tinggal 6 Hari Lagi Pendaftaran Masuk Universitas Pertahanan, Ini Linknya

Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4.

Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang.

Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) memiliki Akademi, maka pada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).

Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri bagian Darat.

Akabri Bagian Umum mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka, sedangkan Akabri bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II sampai dengan TK-IV.

Baca juga: Lulusan Universitas Pertahanan Jadi Letnan Dua TNI, Siswa SMK dan Aliyah Bisa Daftar Hingga Februari

Pada tanggal 29 September 1979 Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat.

Dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada tanggal 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).

Pada tanggal 1 April 1999 secara resmi Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI.

Sejak itu pula Akademi Kepolisian terpisah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namanya menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL, AAU.

Berdasarkan Perpang Nomor :Perpang/ 28/ V/ 2008 tanggal 12 Mei 2008 Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI pola 12 bulan langsung dibawah Mako Akademi TNI.

Kemudian AKMIL menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III dan IV.

Prodi Teknik Pertahanan Sipil

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka Lembaga Akademi Militer berdasarkan surat Menteri Pendidikan Nomor : 1678/O/2010 tanggal 29 Desember 2010 tentang izin menyelenggarakan program studi Akademi Militer Magelang mengoperasionalkan Program Studi Teknik Sipil Pertahanan.

Selanjutnya Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Program Studi Teknik Sipil Pertahanan Akademi Militer, disusun mengacu pada Renstra Akademi Militer Tahun 2015-2019.

Teknik Sipil Pertahanan adalah perpaduan antara Teknik Pertahanan dan Departemen Pendidikan Nasional.

Program Studi Teknik Sipil Pertahanan saat ini berakreditasi “ A “.

Struktur Organisasi Prodi dipimpin oleh Kolonel Cpm Maryadi, A.Md. selaku Kepala Program Studi yang merangkap sebagai Dosen Madya Teknik Sipil Pertahanan.

Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor 26 Tahun 2019 tanggal 26 Desember 2019, Program Studi Teknik Sipil Pertahanan berada dibawah naungan Koordinator Dosen (Kordos) Akademi Militer.

Kordos Akademi Militer merupakan unsur pelaksana Akmil yang diawaki oleh beberapa Dosen Teknik Sipil yang berkompeten dan berpengalaman dibidangnya dalam menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar kepada para Taruna Akmil Program Studi Teknik Sipil Pertahanan.

Baca juga: Lulusan Universitas Pertahanan Jadi Letnan Dua TNI, Februari 2024 Buka Pendaftaran, Kuota 300 Orang

Pada penyelenggaraan pendidikan di Akademi Militer, para Taruna Akademi Militer melaksanakan sistem Tri Pola Dasar Pendidikan yang meliputi pembentukan sikap dan perilaku, akademik, dan jasmani, serta melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana tuntutan Dikti kepada Perguruan Tinggi di Indonesia.

Taruna yang terpilih menjadi mahasiswa Prodi Teknik Sipil Pertahanan adalah Taruna yang pada awal semester lulus test psikologi masuk dalam korps kecabangan Zeni.

Di dalam prodi Teknik Spil Pertahanan nantinya akan dididik agar Taruna mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di satuan.

Cukup banyak fasilitas yang tersedia dalam mendukung suasana Akademik dan Non Akademik yang bertujuan menciptakan lulusan pendidikan yang terbaik.

Potensi akademik yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat mengantar kelulusan tepat waktu dalam kurun waktu 4 tahun (8 semester). Lulusan Prodi Teknik Sipil Pertahanan otomatis langsung bekerja di satuan-satuan jajaran korps kecabangan TNI-AD sehingga tidak ada waktu tunggu.

Pendaftaran Akmil

Melansir kompas.com, pendaftaran Akmil pada tahun 2023 dibuka pada Mei hingga Juni. Sedangkan pada laman resmi Akmil di https://rekrutmen-tni.mil.id/ diumumkan akan segera dibuka

Persyaratan yang harus dipenuhi adalah:

Persyaratan Umum

1. Warga Negara Indonesia

2. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

3. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

4. Berumur sekurang-kurangnya 17 tahun 9 bulan dan setinggi-tingginya 22 tahun pada saat pembukaan pendidikan pertama tanggal 1 Agustus 2023.

5. Tidak memiliki catatan kriminalitas yang dikeluarkan secara tertulis oleh Kepolisian Republik Indonesia (dilengkapi pada saat calon mengikuti pemeriksaan psikologi)

6. Sehat jasmani dan rohani 

7. Tidak sedang kehilangan hak menjadi prajurit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Persyaratan Lain

1. Laki-laki, bukan anggota/mantan prajurit TNI/Polri atau PNS TNI.

2. Berijazah minimal SMA/MA dengan ketentuan nilai UAN sebagai berikut:

a) Lulusan SMA/MA tahun 2018, program IPA, dengan nilai ujian nasional rata-rata minimal47,00

b) Lulusan SMA/MA tahun 2019, program IPA, dengan nilai ujian nasional rata-rata minimal 46,00

c) Lulusan SMA/MA tahun 2021, program IPA dengan nilai ujian nasional rata-rata minimal 47,50

d) Lulusan SMA/MA tahun 2022, program IPA nilai rata-rata raport semester I s.d VI terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika minimal 70 dan tidak ada nilai di bawah 60.

e) Lulusan SMA/MA tahun 2021, program IPA nilai rata-rata minimal UAN akan ditentukan kemudian.

3. Memiliki tinggi badan sekurang-kurangnya 163 cm serta memiliki berat badan seimbang menurut ketentuan yang berlaku.

4. Belum pernah kawin dan sanggup tidak kawin selama dalam pendidikan pertama sampai dengan 1 (satu) tahun setelah selesai pendidikan pertama.

5. Bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama 10 (sepuluh) tahun.

6. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Harus mengikuti pemeriksaan/pengujian yang diselenggarakan oleh panitia penerimaan yang meliputi:

a) Administrasi
b) Kesehatan
c) Jasmani
d) Mental ideologi
e) Psikologi
f) Akademik