TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Para alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Presiden Mahasiswa dan Senat Kampus mempertanyakan, sekelompok akademis yang mengatasnamakan civitas akademika dari berbagai perguruan tinggi negeri, yang seolah bersuara menuntut Pemilu adil dan bebas kecurangan.
Bahkan Rektor Unhas dan UGM, mengatakan pernyataan civitas akademika bukan pernyataan yang mewakili institusi.
“Lalu atas dasar apa mereka bergerak? Bagi sekelompok partisan memang mengatakan bahwa pemilu curang dengan alasan yang juga politis tetapi masyarakat mayoritas menyambut baik jalannya pemilu. Lalu orang-orang tersebut bersuara atas aspirasi siapa?,” Ketua BEM KM Institut Pertanian Bogor 2019-2020, Bhirawa Ananditya Wicaksana pada Senin (5/2/2024).
Karena itu, Bhirawa menyoroti beberapa poin yang menurutnya relevan dan seharusnya disuarakan oleh kelompok akademisi.
Baca juga: Incar Kursi Wali Kota Depok, Farabi A Rafiq Targetkan Golkar Raih 11 Kursi DPRD Depok
Pertama, pemilu 2024 harus berjalan secara jujur dan adil serta bebas dan rahasia, dan semua pihak agar menjaga kondusifitas dan mengutamakan perdamaian.
“Kedua, kampus harus terbebas dari narasi politik kebencian, adu domba, hasut dan politik identitas yang dapat menimbulkan polarisasi di tengah masyarakat,” jelasnya.
Ketiga, lanjutnya, evaluasi Kemendikbud dan Ristek karena disinyalir tidak fokus terhadap fungsi pengembangan dan pembinaan tenaga pendidik di kampus.
Termasuk evaluasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam upaya pengembangan riset ilmu pengetahuan, serta patut diduga menjadi alat kepanjangan tangan partai politik tertentu.
Baca juga: Banjir di Sesko AL Kebayoran Lama, Sejumlah Kendaraan Mogok dan Sebabkan Kemacetan
Keempat, mengajak kepada semua elemen khususnya anak muda untuk turut aktif dalam sukseskan proses demokrasi, menggunakan hak pilihnya dan hindari golput.
Kemudian mewaspadai segala potensi kecurangan yang ada di semua tahapan pemilu.
Kelima proses estafet kepemimpinan bangsa harus terus berjalan serta memastikan Keberlanjutan pembangunan demi cita-cita Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Redam Inflasi, Kabupaten Bogor Jadi Tuan Rumah Pencanangan Gerakan Tanam Cabai se-Indonesia
“Demikian pernyataan kami sampaikan, sebagai bagian dari insan akademis yang peduli terhadap dunia pendidikan kampus dan kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia,” jelasnya.
Diketahui, alumni BEM, Presiden Mahasiswa, dan Senat Kampus yang mempertanyakan hal ini berasal dari berbagai kampus. Misalnya, Abd. Fatir Kasim (Ketua BEM-Universitas Hasanudin 2019-2020); Eko Pratama (Ketua BEM Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2019-2022); M. Rifaldy S. Ibura (Ketua BEM Universitas Negri Gorontalo 2020).
Kemudian Reza Setiawan (Ketua BEM Universitas Raharja 2018-2019); Rafli Maulana (Ketua BEM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2019); Nur Solihin (BEM STHI 2019); Darul Husaini (Wakil Ketua BEM Universitas Islam Bandung 2021-2022) dan sebagainya. (faf)