Imlek

Jelang Imlek 2024, Kisah Sedih Karyawan Google yang Dipukuli Suaminya Hingga Tewas

Editor: dodi hasanuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jelang Imlek 2024, Kisah Sedih Karyawan Google yang Dipukuli Suaminya Hingga Tewas

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Perayaan Imlek 2024 di Tiongkok atau China tinggal menghitung hari.

Di saat masyakarat Tiongkok tengah sibuk mempersiapkan perayaan Imlek 2024 digegerkan oleh kasus pembunuhan yang dilakukan warga Tiongkok.

Hal ini pun menjadi perbincangan masyarakat Tiongkok. Bahkan menjadi trending topik media sosial di China.

Baca juga: Jelang Imlek 2024, Cerita Duka Pengantin Baru Berharap Bahagia Malah Menderita

Peristiwa pembunuhan tersebut merupakan kasus kekerasaan dalam rumah tangga.

Korban, Yu Xuanyi seorang karyawan Google tewas lantaran dipukuli tersangka suaminya, Chen Liren.

Chen Liren yang berusia 27 tahun juga tercatat sebagai insinyur perangkat lunak Google.

Warga Tiongkok menilai serangan yang dilakukan Chen Liren sangat kejam, jahat, dan berhati dingin.

Keduanya merupakan warga Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat.

Pembunuhan itu terjadi diduga Chen Liren memukul kepala istrinya berulang kali di rumah mereka di Santa Clara, sebuah kota di pusat Silicon Valley tempat kantor pusat Google berada.

Saat ini Chen Liren belum ditahan oleh kepolisian setempat, karena masih dalam perawatan rumah sakit.

Yu Xuanyi Alami Luka Kepala Parah

Jaksa Wilayah Santa Clara County menyebutkan bahwa kejadian pembunuhan itu terjadi pada 16 Januari 2024.

Polisi mendapatkan laporan dari  teman Chen bahwa tersangka tak menjawab telepon dan saat pintunya diketuk tidak ada jawaban dari dalam rumah.

Baca juga: Jelang Imlek 2024, Berharap Hidup Bahagia, Ternyata Kekasihnya Punya Istri, Tuntut Rp 437,4 Miliar

Teman Chen itu kemudian meminta polisi untuk memeriksa rumah Chen.

Polisi pun datang ke rumah tersebut. Mereka menemukan korban yang berusia 27 tahun tewas di lantai kamar tidurnya.

Korban tewas dengan luka di kepala yang sangat parah.

Sedangkan tersangka, ditemukan berdiri di dekat korban dengan tatapan kosong.

Terlihat tangan kanannya tergores, sangat bengkak dan berwarna ungu serta berlumuran darah.

Menurut Standar San Francisco, jika terbukti bersalah, Chen menghadapi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.

Pelajar Berprestasi
 
Disebutkan bahwa baik Korban, Yu Xuanyi dan tersangka Chen Liren dikenal sebagai mahasiswa yang pintar dan berprestasi

Yu adalah merupakan pelajar berprestasi di Kota Songyuan, Provinsi Jilin, Tiongkok Timur Laut.

Atas prestasinya itu, Yu diterima di perguruan tinggi di kotanya pada tahun 2014.

Baca juga: Hadiri Perayaan Imlek, Pj Gubernur DKI Klaim Tradisi Tionghoa di Jakarta Semakin Diterima Masyarakat

Hal itu dibenarkan Guru SMA Yu Xuanyi, Zhang Guoliang.

Menurut Zhang Guoliang, mantan muridnya tersebut dikenal memiliki karakter yang manis dan pemalu.

Dia juga tumbuh dari keluarga yang damai.

"Yu bercita-cita menjadi sseorang insinyur elektronik dan menerapkan teknologi baru dalam kehidupan nyata di masa depan. Maka dia belajar rajin dan menjadi pelajar berprestasi," ujarnya.

Chen juga seorang siswa berprestasi di sekolah menengah terkemuka di provinsi Sichuan, Tiongkok Barat Daya.

Hal itu dibenarkan mantan kekasih Chen.

Dia menyebutkan bahwa Chen memiliki pribadi yang baik. Selama ia berpacaran dengannya, Chen tak pernah memukulinya.

Baca juga: Wisata Situ Lebakwangi Parung Bogor Sepi Pengunjung Saat Libur Imlek 2574 Kongzili

Sebab itu, ia terkejut dengan tindakan Chen yang memukuli istrinya hingga tewas.

Jaksa Wilayah Santa Clara Jeff Rosen mencatat peningkatan panggilan telepon 911 terkait kekerasan dalam rumah tangga.

Ia menyoroti pentingnya menelepon polisi jika orang merasa mereka atau orang lain sedang dianiaya oleh pasangannya.

Satu Universitas

Diberitakan bahwa baik Chen dan Yu Xuanyi kuliah di perguruan tinggi yang sama.

Mereka kuliah di jurusanTeknik Elektronika Universitas Tsinghua dari tahun 2014 hingga 2018.

Kemudian keduanya melanjutkan studi Ilmu Komputer di Universitas California San Diego pada tahun 2018.

Diduga lantaran kuliah satu kampus, maka mereka pun bertemu dan saling jatuh cinta.

Setelah bekerja mereka memutuskan menikah dan membeli rumah di Valley Way di California, Amerika Serikat, seharga 2,05 juta dolar atau setara Rp 31,3 miliar.

Mereka membeli rumah tersebut pada April 2023.

Masalah Kesehatan Mental

Seorang pengacara keturunan Tionghoa-Amerika di California, Liu Longzhu, mengatakan, dia telah mewakili banyak insinyur Tiongkok yang bekerja di Silicon Valley dan mengenal kelompok tersebut dengan sangat baik.

“Banyak dari mereka adalah siswa elit dan memiliki karier yang sukses, namun beberapa memiliki IQ tinggi tetapi EQ rendah dan tidak memiliki keterampilan manajemen emosi yang baik,” kata Liu.

Tragedi ini juga memperbaharui kekhawatiran mengenai ketahanan psikologis siswa berprestasi di Tiongkok.

Banyak yang mempertanyakan sistem pendidikan yang sudah mapan yang menempatkan keunggulan akademis di atas kesehatan mental.

Berita ini telah tayang di www.scmp.com dengan judul Google software engineer from China charged with murder after allegedly beating wife to death in US home, shedding light on domestic violence