TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Universitas Indonesia mengukuhkan guru besar ke-41 yang dikukuhkan pada tahun ini dan jumlah keseluruhan Guru Besar UI saat ini mencapai 389 orang.
Guru besar ke-41 itu adalah Prof. Dr. Ir. Donanta Dhaneswara, M.Si.
Prof. Donanto dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Material Fungsional Keramik dari Fakultas Teknik (FT) UI.
Pidato ilmiahnya berjudul “Potensi Limbah Biomassa Pertanian Sebagai Material Keramik Fungsional Maju”
Baca juga: Arie Pangesti Ajie Lulus Sebagai Doktor ke-500 Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan IPK 4.0
Pengukuhannya sebagai guru besarnya dipimpin oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., di Balai Sidang UI, Kampus Depok, Rabu (30/8/2023).
Prof. Donanta menceritakan perjalanan penelitian dan eksplorasinya terkait potensi limbah biomassa pertanian untuk dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi material keramik fungsional maju.
Pada penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 2017 itu, ia melihat potensi limbah biomassa
pertanian sebagai alternatif sumber silika untuk menciptakan material silika mesopori yang jauh lebih
ekonomis dan berujung pada peningkatan nilai tambah limbah biomassa pertanian.
“Tingkat pemanfaatan limbah pertanian di Indonesia masih rendah, sehingga diperlukan strategi yang
tepat dan efisien untuk meningkatkan daya gunanya," kata Prof. Donanta, dosen Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Umum dan Fasilitas
periode 2006 – 2012.
Baca juga: Mahasiswa FTUI Ciptakan Rig Pengeboran Minyak dan Gas Terbaru dan Tercanggih
Salah satu potensi besar yang dimiliki oleh limbah pertanian, lanjutnya, adalah kandungan silikanya yang tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai kandidat alternatif untuk bahan baku pembuatan material keramik.
Dengan memanfaatkan limbah pertanian sebagai alternatif bahan baku, tentunya memiliki berbagai keuntungan.
Di antaranya meningkatkan nilai tambah, menekan biaya bahan baku, hingga mendukung ekonomi sirkuler.
"Berbagai upaya telah dilakukan dalam pemanfaatan silika pada limbah pertanian salah satunya adalah material mesopori," ujarmya.
Solusi Alternatif
Material silika mesopori berbasis limbah pertanian dapat menjadi solusi alternatif untuk menciptakan material yang ekonomis dengan performa yang berdaya saing, yang dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi seperti dalam sistem penghantaran obat, adsorben, hingga fotokatalisis.
Dari berbagai aplikasi tersebut, salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah bagaimana jika
memanfaatkan limbah pertanian untuk mengatasi masalah limbah lainnya.
“Inilah yang menjadi dasar pemikiran dilakukannya penelitian terkait aplikasi silika mesopori berbasis limbah pertanian sebagai adsorben zat warna pada limbah industri tekstil. Industri tekstil telah menyumbang sekitar 20 persen pencemaran air global yang sebagian besar berasal dari zat warna azo yang bersifat karsinogenik dan mutagenik," tutur Prof. Donanta.
"Hal ini tentunya harus diperhatikan, karena kehadiran zat warna azo dalam limbah tekstil dapat mengancam ekosistem dan lingkungan,” tambahnya.
Baca juga: Mahasiswa FTUI Rancang Kapal Penangkap Ikan dengan Hybrid Engine, Inilah Keunggulannya
Fabrikasi dan optimasi material silika mesopori berbasis limbah pertanian yang telah dilakukan Prof.
Donanta dan tim penelitiannya membuahkan hasil yang terbilang memuaskan dengan performa
adsorpsi yang baik dan dapat bersaing dengan material silika mesopori konvensional berbasis tetraetil
ortosilikat (TEOS).
Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat penghilangan (removal) zat warna azo metilen biru mencapai 77 persen dalam waktu adsorpsi 3 jam.
Aplikasi silika mesopori berbasis limbah pertanian sebagai adsorben zat warna ini terbukti dapat meningkatkan efisiensi pemurnian limbah tekstil dan memiliki prospek sebagai kandidat material yang baik untuk penanganan masalah limbah serta baku mutu air.
Profil Singkat Prof. Donanta
Prof. Donanta menamatkan sarjana hingga doktor di UI.
Ia menyelesaikan studi S1 Teknik Metalurgi FT UI (1989). Kemudian tahun 1995 ia menamatkan studi S2 Magister Materials Science di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI.
Pada 2006, ia meraih gelar doktor Magister Materials Science di FMIPA UI.
Saat ini ia juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI dan Tim Perumus Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi (MPKT) UI.
Beberapa penelitian
- Adsorption Capacity of Mesoporous SBA-15 Particles Synthesized from Corncobs and Rice Husk at Different CTAB/P123 Ratios and Their Application for Dyes Adsorbent. Evergreen – Joint Journal of Novel Carbon Resource Sciences & Green Asia Strategy, 10(2) (2023)
- Spherical SBA-16 particles synthesized from rice husk ash and corn cob ash for efficient organic dye adsorbent. Journal of Cleaner Production (2022)
- Synthesis of amorphous silica from rice husk ash: comparing HCl and CH3COOH
acidification methods and various alkaline concentrations. Journal of Technology (2020).
Dalam Prosesi pengukuhan Guru Besar Prof. Donanta turut dihadiri oleh Guru Besar Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Dr. rer. nat. Triwikantoro, M.Sc.
Lalu, Guru Besar Institut Teknologi Indonesia (ITI), Prof. Ir. Krishna Mochtar, ST, MSCE, PhD, IPU.
Perwakilan Pusat Riset Metalurgi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Dr. Florentinus Firdiyono. Presiden Direktur PT Rhason Global Corpora, Ir. Irvan K Hakim, MBA.
Direktur Utama PT. Integra Mining Nusantara, Ir. Shelby Ikhsan Saleh dan Komisaris Utama PT. Indonesia Advisory, Ir. Chandra Tirtawijaya.