TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Kehidupan Dedi Ansori Lubis (39) Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sumatra Utara, tak menentu akibat perang di Sudan.
Sejak Sabtu (15/4/2023), Sudan diguncang perang saudara antara militer (SAF) pimpinan Jenderal Abdel Fattah Al Burhan dan kelompok milisi Pasukan Pendukung Gerak Cepat (RSF) pimpinan Jenderal Hamdan Dagalo.
Mereka sudah bertahun-tahun bersaing memperebutkan kekuasaan di Sudan.
"Kondisi konsumsi itu agak sulit. Biasanya makan tiga kali ini jadi berkurang, terus juga makan indomie terus," kata Dedi, saat ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (28/4/2023).
Baca juga: Ada 11 Penumpang Kapal Evelyn Calisca 01 Tewas, Korbannya Terdiri Balita, Anak dan Orang Dewasa
Saat masih bulan Ramadan, ia menuturkan peperangan sempat berhenti beberapa jam sebelum waktu berbuka puasa.
"Kalau dulu itu waktu puasa, biasanya jam 4 sampai jam 5 peperangan berhenti, sebelum buka puasa, tapi kadang peluru-peluru itu bisa nyasar, bahkan saya pernah hampir kena lah," tutunya.
Proses evakuasi, ujar dia, sangat tidak mudah karena di tengah pertempuran yang masih terus berlangsung. Dedi bahkan harus mengevakuasi diri di KBRI di Khartoum.
Baca juga: Partai Gerindra Optimis Hadapi Pemilu 2024, Yeti Wulandari: Kami Yakin 2024 Prabowo Presiden RI
Evakuasi dari Sudan, menggunakan kapal yang disediakan. Para WNI diberangkatkan dari Port Sudan hingga tiba di Pelabuhan Militer Jeddah.
"Beberapa hari mungkin dua hingga tujuh hari, akhirnya keadaan semakin gawat di Sudan. Akhirnya kami dievakuasi dari Khartoum ke wilayah Port Sudan, kemudian dievakuai ke Jeddah, dengan menggunakan kapal laut," tuturnya.
"Ada titik-titik yang kumpulan mahasiswa misalnya di daerah mahasiswa itu dibuat satu tempat evakuasi, buat tempat, sedangkan saya ke KBRI, soalnya KBRI dekat dengan rumah saya," lanjut dia.
Baca juga: Ini Perubahan Rute 16 Trayek Angkutan Umum di Kota Bogor Selama Pembangunan Jembatan Otista
Dedi mengaku sudah lebih dari 15 tahun tinggal di Sudan sejak masih kuliah hingga saat ini bekerja.
Ia berharap kondisi di sana sudah kondusif dalam satu bulan mendatang.
"Kemungkinan kalau sudah kondusif, sebulan dua bulan balik lagi ke sana," ucapnya. (m31)