TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOGOR - 'Untuk generasi yang akan datang, selalu ingat betul dengan jati diri Kota Bogor di manapun mereka nantinya berada'
Sepenggal pesan itu disampaikan Budayawan Kota Bogor, Jawa Barat, Hermansyah dalam perayaan Hari Jadi Kota Bogor (HJB) 540 dengan agenda Babakti Tugu Kujang di sekitar Tugu Kujang, Jalan Raya Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat pada Rabu (22/6/2022).
Kegiatan ini diikuti para seniman, Kerukunan Warga Bogor (KWB), Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor (DK3B), Ormas dan tidak lupa Budayawan Kota Bogor yang turut memeriahkan acara ini.
Dirinya berharap Hari Jadi Bogor menjadi momentum kepada seluruh warga Bogor untuk selalu mencintai Kota Bogor.
"Dengan adanya tugu kujang ini diharapkan untuk generasi saat ini dan yang akan datang selalu ingat betul dengan jati diri Kota Bogor dimanapun mereka nantinya berada," ucap Budayawan yang sekaligus saksi hidup berdirinya Tugu Kujang, Hermansyah.
Abah Hermasyah sapaan akrabnya menceritakan kepada wartawan wartakotalive.com bahwa saat prosesi Ngumbah Tugu Kujang dirinya sempat menangis haru.
"Filosofi kujang ini sungguh luar biasa, Abah menangis sebab flashback kebelakang, mengingat masa-masa dulu. Apa yang terjadi saat ini, Abah justru melihatnya seperti zaman berdirinya Tugu Kujang dulu," ucapnya.
Hermasyah menuturkan bahwa tahun 1982 yang menginisisi tugu kujang di Kota Bogor berasal dari para budayawan dan didukung oleh pemkot.
Baca juga: Polisi Dalami Kasus Pemerkosaan dengan Terduga Pelaku WNA Cina di Apartemen Taman Anggrek
Baca juga: Jangan Ketinggalan, Berikut Rangkaian Perayaan HUT ke-495 DKI Jakarta Hari Ini
"Berdiri sejak 1982, sebagai pelaku termasuk abah, ada 11 orang tapi yang menjadi tonggak utama itu ada 9 orang termasuk abah di dalamnya," ucap Hermansyah.
Hermasyah pula berharap dengan adanya Tugu Kujang ini, masyarakat mengingat kembali pentingnya tradisi, budaya dan jati diri Kota Bogor.
"Budaya ini adalah akarnya negara, tanpa budaya akan hancur," ucapnya
Ketika disinggung terkait prosesi yang berbau mistis, Hermasyah menuturkan bahwa tidak ada masalah bagi masyarakat yang beranggapan demikian, sebab ini hanyalah merawat amanah dari leluhur.
"Silahkan saja jika masyarakat beranggapan seperti itu, untuk abah masalah mistis atau tidak itu hanyaalah masalah tradisi, sebab agama, seni dan budaya tidak bisa pisah," ucap Hermasyah
"Meski agama tidak bisa di campurkan dengan apapun. Jika masyarakat beranggapan ini mistis, maka ilmunya hanya sampai mistis saja," tambahnya.
Hermasyah pula mengganggap wajar jika masih ada masyarakat yang memandang seperti itu karena masih banyaknya yang belum mengetahui tentang nilai filosofis mendalam dari Tugu Kujang ini.
"Intinya kita tidak memuja-muja , tapi kita merawat amanah dari leluhur," tutupnya.