Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Pengamat Sepak Bola Akmal Marhali memberikan penjelasan mengenai konsekuensi yang bakal dialami PSSI bila memecat Shin Tae-yong dari posisi pelatih kepala di timnas Indonesia.
Masa kontrak pelatih asal Korea Selatan tersebut bersama timnas baru akan berakhir pada tahun 2023 mendatang.
Bila PSSI nekat memecat Shin Tae-yong sebelum kontraknya berakhir, menurut Akmal akan ada gaji kompensasi yang harus diberikan.
"Akan sangat rugi sekali kalau kemudian memecat Shin Tae-yong, karena PSSI harus membayar kompensasi gajinya sampai tahun 2023 kalau dia dipecat saat ini," tutur Akmal kepada Tribunnews.com, Selasa (18/1/2022).
"Gajinya sangar besar, mencapai Rp1,4 miliar per bulan," imbuh dia.
Akmal mencontohkan pelatih AS Roma yang akrab dipanggil The Special One, Jose Mourinho mengalami kondisi serupa.
Mourinho yang dipecat dari Chelsea dan Manchester United, sampai saat ini masih menerima kompensasi gaji dari dua klub asal Liga Inggris tersebut.
"Seperti halnya Mourinho yang dipecat Manchester United, kemudian dipecat Chelsea, tapi Mourinho sampai sekarang masih mendapat gaji dari Manchester United dan juga dari Chelsea," imbuh dia.
Hal yang sama juga akan dialami oleh Shin Tae-yong bila dipecat dari timnas Indonesia.
Baca juga: Menpora Zainudin Amali Dukung PSSI Sebagai Institusi Untuk Pertahankan Shin Tae-yong
Baca juga: Presiden Joko Widodo Minta Shin Tae-yong Fokus Persiapan untuk Hadapi Piala Dunia U-20 2023
"Dia tahu kontraknya sangat kuat bersama PSSI, sehingga tidak ada yang bisa mengusik dia. Itulah cerdasnya Shin Tae-yong," tutur dia.
"Sehingga buat PSSI sangat fatal kalau memecat Shin Tae-yong karena PSSI harus membayar kompensasi gajinya Rp 1,4 miliar per bulan sampai 2023," sambung dia.
Atas dasar itu, Akmal meminta publik Tanah Air tidak mengkhawatirkan isu pemecatan terhadap Shin Tae-yong.
"Menurut saya sangat sulit bagi PSSI untuk memecat Shin Tae-yong, jadi masyarakat tidak seharusnya terlalu khawatir," pungkas dia.