TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Direktur Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Agung Waluyo mengajak para komunitas maupun warga permukiman untuk memanfaatkan sampah sebagai sumber daya listik.
Adapun warga yang secara komunal ingin memanfaatkan sampah di area sekitar dan menjadikannya sebagai sumber daya listrik bisa mengajukan permohonan kepada pihak UI dan PT Paiton Energy.
"Kalau alatnya memang membutuhkan dana untuk pengadaan. Satu tabung biodegester, yang kedua alat pencacahnya, dan yang ketiga suplai kotoran hewannya," kata Agung di Laboratorium Parangtopo UI, Depok pada Senin (03/1/2022).
Lebih lanjut, kata Agung, hasil listik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) minimal dapat digunakan sebagai penerangan pos kamling, posyandu, maupun posbindu.
Adapun jenis limbah yang digunakan yakni sampah rumah tangga, dedaunan dan ranting serta kotoran sapi.
"Kenapa harus kotoran sapi? karena memang bakteri yang ada di dalamnya itu lebih bagus dalam menghasilkan gas, jadi memang nantinya pada saat bercampur dengan sampah rumah tangga kemudian juga dengan sampah daun-daun dan ranting sehingga bisa berubah menjadi pupuk kompos," sambung Agung.
Baca juga: Sebelum Meninggal Dunia, Nindy Ellesse Punya Firasat Usianya Tidak Lama Lagi
Baca juga: Pertandingan Liga 1 Seri Keempat Hanya Bisa Disaksikan Suporter di Stadion I Wayan Dipta
Sebagai teknisnya, Agung menjelaskan apabila warga permukiman sudah dibekali dengan alat PLTSa, warga nantinya akan memilah-milah sampah, memasuk campuran dan mencacahnya menjadi bentuk yang lebih halus dan kemudian memastikan perputaran biodegester.
"Itu diauk secara terus menerus setiap hari tidak pernah berhenti karena kalau berhenti akan terjadi proses pengendapan. Kalau terjadi pengendapan maka produksi gas tidak akan dihasilkan dan itu menjadi keras dan harus dikeluarkan dan dibuang," jelas Agung.
Masih menurut Agung, pihak PT Paiton Energy setidaknya akan menyalurkan Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar untuk mendirikan satu stasiun PLTSa.
"Itu bukan hal yang sulit bagi sebuah perusahaan besar. Justru sekarang pihak Paiton Energy itu sedang mengejar-ngejar kami, 'mana proposalnya Pak Agung untuk tempat yang mau kita donasikan alat yang sama seperti yang didonasikan di Universitas Indonesia?'" Pungkas Agung. (m29)