TRIBUNNEWSDEPOK.COM -- Salam sehat sobat TribunnewsDepok.com dan Tribun Network.
Dalam Yellow Jacket podcast kali ini TribunnewsDepok.com berbincang santai dengan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswan Universitas Indonesia, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris. Prof Haris yang juga seorang ahli Geofisika di Indonesia menyampaian strategi UI menuju entrepreneurial university.
Di antaranya Prof. Haris menyebutkan bahwa UI fokus pada bidang akademik dan riset.
Bidang akademik diarahkan kepada studen Centre Learning. Artinya mahasiswa dipancing untuk mengeluarkan ide-ide briliannya.
Untuk riset menghasilkan produk-produk yang dapat dihilirisasi.
Prof. Haris juga bicara tentang metode kuliah selama pandemi dengan mengedepankan Massive Open Online Courses atau MOOC.
Tak hanya itu, pakar di bidang Geofisika dan Geologi tersebut menyatakan UI bertekad menjadi universitas 5 besar di Asia.
Kebutuhan SDM lulusan prodi MIPA akan lebih banyak dicari
Wakil Rektor Universitas Indonesia (UI) Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Abdul Haris, mengatakan kebutuhan SDM lulusan prodi MIPA akan lebih banyak dicari.
"Lulusan prodi MIPA malah dibutuhkan apalagi saat industri 4.0, basisnya sains," kata Haris pada Kamis (25/11/2021).
Haris memperkirakan, prodi Biologi atau Mikrobiologi akan lebih banyak dimintai karena permintaan pasar akan SDM di bidang ilmu sains.
Terutama yang berhungan dengan industri kesehatan dan pelayanan masyarakat.
Baca juga: Ini Trik dari Wakil Rektor UI Bidang Akademik dan Kemahasiswaan untuk Siswa yang Ingin Kuliah di UI
"Untuk mengembangkan teknologi untuk kesehatan itu sains umumya. Siapa yang bisa bikin vaksin kan, ahli sains. Antivirus, vaksin, justru malah disitu ilmunya," sambung Haris.
Guru Besar Bidang Ilmu Geofisika di FMIPA UI ini mencontohkan, salah satu tempat yang membutuhkan SDM dari FMIPA adalah PT Pertamina. Terutama para lulusan prodi Geologi dan Geofisika.
"Seperti bagaimana pertamina itu bisa dapat minyak? Itu ada strateginya, tidak ujug-ujug bor dapat minyak. Itu ada surveinya dan datanya," ujar Haris.
Baca juga: Gedung Olahraga Indoor dan Gedung i-CELL UI untuk Bangkitkan Kreativitas Mahasiswa Beroperasi 2022
Masih menurut Haris, saat ini, FMIPA UI terlibat dalam upaya perancangan sistem gempa dan tsunami nasional yang diinisiasi oleh BMKG.
"Pergeseran lempeng per tahun 2 cm harus termonitor. Alatnya sudah ada, yang kemarin di Selat Sunda itu. Tsunami yang diakibatkan oleh reruntuhan Gunung Krakatau, bukan gempa Itu hal yang menarik jika dikaitkan dengan cara mitigasinya. Kita dikelilingi oleh ring of fire ribuan gunung api. Dan kalau kita paham itu, kita bisa hidup lebih tenang, basisnya apa? Ya sains," ujarnya.