Pandemi Covid-19 Kondisi Basecamp Komunitas Ciliwung Depok Tampak Sepi, Pengunjung Dibatasi

Penulis: Mochammad Dipa
Editor: murtopo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana basecamp Komunitas Depok Ciliwung yang berlokasi di Jalan Boulevard Grand Depok City, atau tepatnya dibawah jembatan Grand Depok City ini tampak sepi.

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mochammad Dipa

TRIBUNNEWSDEPOK.COM - Pandemi Covid-19 membuat kondisi basecamp Komunitas Ciliwung Depok (KCD) yang berlokasi di Jalan Boulevard Grand Depok City, atau tepatnya dibawah jembatan Grand Depok City ini kondisinya tampak sepi.

Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com, Sabtu (18/9), tampak dua orang anggota KCD yang sedang membersihkan sejumlah peralatan yang ada di KCD seperti tenda dan membersihkan beberapa fasilitas yang ada di basecamp.

Menurut anggota KCD Ligar Sonagar Risjhoni, sebelum pandemi biasanya basecamp dari komunitas yang bergerak dibidang kelestarian alam khususnya sungai ciliwung ini dipakai untuk kegiatan konservasi maupun edukasi kelestarian alam terutama dibantaran sungai ciliwung yang melibatkan banyak orang.

"Boleh dikatakan sama sekali selama pandemi ini stagnan banget, tidak ada kegiatan yang memang melibatkan massa yang banyak. Di masa pandemi ini apabila ada kunjungam dari masyarakat kita batasi jumlahnya," ucap pria yang kerap disapa Igor, saat ditemui Wartakotalive.com, Sabtu (18/9).

Kondisi basecamp Komunitas Ciliwung Depok yang berada di Jalan Boulevard Grand Depok City, atau tepatnya di bawah jembatan perumahan Grand Depok City. (Warta Kota/Mochammad Dipa) (Tribunnewsdepok.com/Mochammad Dipa)

Baca juga: Komunitas Ciliwung Depok, Andalkan Donasi untuk Dana Kegiatan Konservasi Kelestarian Alam

Meski demikian, lanjut Igor, selama pandemi Covid-19, KCD melakukan kegiatan bakti sosial dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang dilakukan oleh beberapa anggota KCD.

"Kita juga sempat adakan bakti sosial untuk penanganan Covid-19, seperti membagikan masker dan handsanitiser kepada masyarakat sekitar," ucapnya.

Untuk saat ini, KCD sedang fokus membuat sebuah konsep pertolongan bencana sesuai dengan standar protokol kesehatan pandemi Covid-19.

"Kami juga persiapan untuk menghadapi bencana banjir yang biasa terjadi akhir tahun, bagaimana penanganannya karena sulit juga ketika ada sebuah bencana atau kecelakaan terjadi terutama disungai pada masa pandemi karena harus ada prosedur, makannya kita berupaya terus, mencoba membuat konsep agar tidak bersinggungan dengan standar Covid-19," ujar Igor.

Baca juga: Camat Limo Depok Sudadih Telah Siapkan Program untuk Layani Warga, Saat Ini Fokus Vaksinasi Covid-19

Sementara menurut anggota KCD lainnya yakni Trisna, selama pandemi yang dilakukan KCD adalah selain kegiatan bersih-bersih basecamp, pihaknya juga melakukan bersih-bersih sungai dan menyemai bibit pohon untuk ditanam disekitar tepian sungai.

"Selama pandemi untuk kegiatan yang ngundang banyak orang kita batasi dulu.
Jadi kegiatannya lebih ke internal anggota KCD yaitu bersih-bersih basecamp, ngerawat tanaman dan mengambil sampah-sampah plastik yang ada disungai," ucap Trisna.

Ornamen artistik

Kondisi basecamp Komunitas Ciliwung Depok yang berada di Jalan Boulevard Grand Depok City, atau tepatnya di bawah jembatan perumahan Grand Depok City. (Tribunnewsdepok.com/Mochammad Dipa)

Meski basecamp KCD ini berada di kolong jembatan, namun suasananya tidak terlihat kotor atau kumuh. Sejumlah ornamen artistik beserta lukisan-lukisan (mural) terpampang di setiap dinding kolom jembatan itu.

Tak hanya itu, basecamp juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas berupa bangunan Mushola, toilet, cafe, angkringan dan tempat santai lainnya yang langsung menghadap ke sungai ciliwung.

Baca juga: Kerjasama dengan Kemendikbudristek, Danone Indonesia Siap Perkuat Pendidikan dan Kualitas Hidup Anak

Hanya saja, dikarenakan pandemi dan pemberlakukan PPKM di Kota Depok yang masih berlangsung, untuk cafe dan angkringan ditutup sementara.

Selain itu, di basecamp KCD ini masyarakat juga bisa melihat beberapa ular yang disimpan didalam sebuah akuarium. Ular-ular tersebut ditemukan saat anggota KCD sedang melakukan kegiatan bersih-bersih sungai.

"Sebenarnya masyarakat bebas mau datang kapan saja, tapi kalau dalam jumlah banyak kita batasi karena masih kondisi pandemi dan PPKM," sebut Trisna. (dip)