Penemuan Mayat

Kriminolog UI Bedah 2 Tanda yang Bisa Ungkap ​​​​​​​Kematian Diplomat Muda Kemenlu RI

Secara kriminologi, kasus kematian Arya Daru Pangayunan bisa disebut bunuh diri tak wajar karena tidak ada tanda kekerasan juga di ruang tertutup.

Editor: murtopo
Wartakotalive.com/Alfian Firmansyah
KASUS KEMATIAN DIPLOMAT MUDA -- Polisi masih mendalami kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) di sebuah indekos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA -- Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.

Arya Daru Pangayunan ditemukan di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat dengan wajah dan kepala yang penuh tertutup lakban. 

Kondisi jasad Arya Daru juga tertutup selimut saat ditemukan Kepolisian. Anehnya tidak ditemukan kekerasan di tubuh korban hingga ruangan yang tertutup dari dalam.

Kriminolog UI, Haniva Hasan pun membuat sejumlah prediksi kematian Arya Daru Pangayunan.

Secara kriminologi, kasus kematian Arya Daru Pangayunan bisa disebut bunuh diri tak wajar karena tidak ada tanda kekerasan juga di ruang tertutup.

Namun secara statistik, kasus bunuh diri dengan lakban penuh di wajah memang sangat jarang ditemukan karena sulit dilakukan seorang diri.

Baca juga: Diplomat Muda Kemenlu Tewas di Kamar Kos di Menteng, Diduga Pelaku Orang Dekat, Ini Pesan Terakhir

“Secara kriminologi, ini unnatural suicide (bunuh diri tidak wajar). Namun, secara statistik sulit dilakukan secara penuh seorang diri,” ujar Haniva.

Maka kata Haniva, arah lakban yang menutupi kepala korban bisa menjadi salah satu kunci awal untuk mengungkapkan penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI tersebut. 

Apabila ujung lakban dimulai dari mulut, maka ada kemungkinan korban dibungkam. 

Namun apabila ujung lakban terakhir di hidung, ada kemungkinan korban bunuh diri.

Baca juga: Kejanggalan CCTV Diplomat Muda Kemenlu, Dugaan Adanya Pembunuhan Semakin Kuat

Meski begitu, ia belum mau menarik kesimpulan sebelum ada bukti forensik lengkap.

Sebab, jika korban tewas karena dibunuh, hingga saat ini tidak ditemukan bukti kekerasan di tubuh korban.

Namun, jika korban tewas karena bunuh diri, seharusnya terdapat tanda kasur atau pakaian yang berantakan karena disebabkan relflek tubuh korban saat bunuh diri menahan napas.

Sebab, ketika manusia bunuh diri, secara naluri survival otak akan merangsang reflek motorik ke beberapa bagian tubuh.

Baca juga: Penyidik Polda Metro Jaya Gunakan Metode Patologi untuk Menyelidiki Kematian Diplomat Muda

Metode Patalogi

Sebelumnya diberitakan bahwa Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan metode patologi dalam penyelidikan kematian diplomat muda tersebut.

Patologi merupakan cara penyelidikan mencari penyebab kematian korban dengan memeriksa darah, urine dan cairan tubuh.

"Saat ini masih berlangsung atau penyelidik masih menunggu hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris," ujarnya, Minggu (13/7/2025).

Ade belum bisa memastikan di dalam tubuh korban ada racun karena harus mendalami dengan memeriksa organ tubuh diplomat tersebut.

Mantan Kapolres Jaksel itu menegaskan, pihaknya menyelidiki kematian Diplomat tersebut dengan mengedepankan scientific crime investigation.

"Ini harus dilakukan pemeriksaan secara ilmiah. Dalam mengungkap sebuah peristiwa ini, kami harus kasus berdasarkan pendekatan berbagai ilmu," tegasnya.

Ade berjanji bakal beberkan kepada awak media jika hasil pemeriksaan dan penyelidikan kematian diplomat itu sudah keluar.

"Nanti hasilnya apa, nanti akan kami sampaikan kemudian," imbuh dia.

Sebelumnya, istri Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) disebut meminta penjaga kos untuk memeriksa kamar suaminya setelah upaya menghubungi lewat telepon seluler tak membuahkan hasil.

Hal itu diketahui usai penjaga kos mondar mandir di depan kamar Arya pada Selasa (8/7/2025) dini hari pukul 00.27 WIB dan 05.20 WIB, melalui rekaman CCTV.

Seperti diketahui, Arya ditemukan meninggal dunia di kos Guest House Gondia di Jalan Gondangdia Kecil No.22, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), Selasa (8/7/2025) pagi.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved