Depok Hari Ini

Sejarah dan Kronologi Jembatan Kalibaru Depok yang Jadi Perselisihan Warga RW 06 dengan Perumahan

Sejarah dan Kronologi Jembatan Kalibaru Depok yang Jadi Perselisihan Warga RW 06 dengan Perumahan di Jatimulya, Cilodong, Kota Depok.

|
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: dodi hasanuddin
TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy
PERSELISIHAN WARGA - Warga RW 06 Kelurahan Kalibaru terlibat perselisihan dengan penghuni perumahan di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Perselisihan tersebut dipicu pembongkaran jembatan penghubung antar dua wilayah tersebut oleh pihak perumahan. 

Bagi warga RW 06 Kelurahan Kalibaru, keberadaan jembatan tersebut sebagai akses pintas menuju ke alun-alun, dan sarana publik lainnya.

Untuk itu, Syarifuddin menentang jika jembatan tersebut ditutup atau dirobohkan oleh pihak perumahan.

Awalnya Jembatan dari Bambu

Mewakili warga perumahan, Ridho menjelaskan, alasan utama pembongkaran jembatan penghubung tersebut karena faktor keamanan.

“Alasan utama faktor keamanan, kita saling menjaga antar kedua belah pihak,” kata Ridho.

Versi warga perumahan soal sejarah jembatan disampaikan Ridho.

Ridho menjelaskan, sejak awal memang tidak ada akses antara lingkungan RW 06 Kelurahan Kalibaru dengan area perumahan di Kelurahan Jatimulya, Kota Depok.

Baca juga: Chatting Supian Suri Lewat WA, Rumah Guru Ngaji yang Ambruk di Cilodong Depok Akhirnya Direnovasi

Namun berjalannya waktu, warga membangun jembatan semi permanen menggunakan bambu dan berlanjut membangun jembatan beton di tahun 2020.

“Maka dari sini, warga cluster saat itu kita melakukan penolakan dan kita ajak duduk baik-baik di masjid, namun dari sana mencoba provokasi sampai bawa-bawa bekingan,” ungkapnya.

Sebelumnya, sempat ada kesepakatan antara warga RW 06 Kelurahan Kalibaru dengan developer perumahan agar jembatan penghubung tersebut hanya digunakan untuk pejalan kaki.

Namun berjalannya waktu, karena akses tersebut digunakan untuk sepeda motor, menimbulkan keresahan penghuni perumahan.

Ridho menambahkan, sempat terjadi pencurian di area perubahan dan akses penghubung tersebut digunakan pelaku untuk kabur.

“Dulu itu kita sepakat diportal dengan catatan pejalan kaki diperbolehkan akhirnya banyak sekali kejadian disini yang sempat kita ada maling lewat ke sana lari ke sana,” pungkasnya. (m38)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved