Demo Mahasiswa

5 Tuntutan Demo “Indonesia Gelap” BEM UI, Efisiensi Anggaran hingga MBG Jadi Sorotan

Ketua BEM UI, Iqbal Cheisa Wigunan menjelaskan, terdapat lima tuntutan dan aspirasi yang akan diperjuangkan.

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: murtopo
TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy
DEMO MAHASISWA UI - Ketua BEM UI, Iqbal Cheisa Wigunan (tengah) memimpin demonstrasi “Indonesia Gelap” di Istana Negara dan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). (TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy) 

Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) siap menggelar aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” di area Istana Negara dan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). 

Setidaknya, ada 1.000 mahasiswa UI dari lintas fakultas yang mengikuti aksi demonstrasi tersebut.

Ketua BEM UI, Iqbal Cheisa Wigunan menjelaskan, terdapat lima tuntutan dan aspirasi yang akan diperjuangkan.

“Di sini kita ada lima tuntutan isu,” kata Iqbal sebelum pemberangkatan massa dari Kampus UI Depok, Senin (17/2/2025) siang.

Baca juga: BEM UI Bawa 1.000 Massa, Siap Demo di Depan Istana Negara Siang Ini

“Akan ada seribu orang yang bergabung bersama-sama untuk menuntut pemerintah kita,” sambungnya.

Tuntutan pertama, BEM UI meminta pemerintah mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran yang dinilai kurang tepat.

Kedua, BEM UI meminta pemerintah melakukan evaluasi program makan bergizi gratis (MBG).

“Kita melihat bahwa banyak hal-hal yang kurang tepat terkait dengan makan bergizi gratis ini,” ungkapnya.

Ketiga, mereka meminta pemerintah mengevaluasi RUU Minerba, terutama terkait pasal perguruan tinggi dapat mengolah izin tambang.

Baca juga: Bawa 10 Aspirasi, BEM UI Harap Rektor Terpilih Dapat Bersinergi dengan Mahasiswa

Keempat, terkait inkonsistensi pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam mengambil kebijakan-kebijakan.

Kelima, BEM UI meminta pemerintah mencairkan tunjangan kinerja dosen dan tenaga pendidik sebagaimana mestinya.

“Terkait dengan efisiensi anggaran pendidikan ini sempat viral juga,” ujarnya.

“Waktu itu sekitar 600 ribu mahasiswa yang ada di Indonesia terancam untuk tidak bisa melanjutkan kuliahnya (karena efisiensi anggaran),” pungkasnya. (m38)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved