Metropolitan

Fakta 10 Jam Sebelum Mahasiswi Universitas Tarumanegara Terjun dari Lantai 6 B Hingga Tewas

Mahasiswa Universitas Tarumanegara diduga akhiri hidup sempat pergi ke Kafe Bersama Teman-temannya.

Editor: dodi hasanuddin
Tribunnews.com
Ilustrasi, Fakta 10 Jam Sebelum Mahasiswi Universitas Tarumanegara Terjun dari Lantai 6 B Hingga Tewas 

Aksi korban E terlihat oleh sekuriti kampus. Sang petugas keamaan pun kemudian meminta korban untuk mundur dan tak melakukan hal-hal yang membahayakan. 

Namun, korban E tetap berupaya untuk melompat. 

Selanjutnya sekuriti kampus memanggil teman-teman korban. Tujuannya untuk menghentikan upaya korban E terjun bebas.

Tapi, saat teman-temannya tiba, korban E sudah terjun dari lantai 6 B.

"Untuk motif-motif terkait masalah skripsi atau apapun itu kami belum bisa memastikan," katanya. 

"Jadi kami mohon waktu, hari ini rencana kami akan meminta keterangan dari pihak kampus maupun dari teman-teman korban sendiri," tambahnya. 

Ditemukan Buku Catatan

Kompol Reza menyebutkan bahwa pihaknya menemukan catatan berbahasa Mandarin yang tertulis dalam sebuah buku milik E.

Dari catatan tersebut dinilai tak juga menunjukkan tanda korban E mengakhiri hidupnya.

“Bukan janggal ya, cuma bahasanya aneh, tapi enggak langsung bilang ‘saya mau bunuh diri’ tidak, tapi bahasanya kayak bebannya (hidup) berat gitu,” ujar Kompol Reza.

“Terus bahasanya itu ya curhatan itu memang sedih, cuman tidak ada menunjuk ke siapa-siapa gitu loh. Jadi keluarga juga sampai syok dan merasa tidak terima awalnya, karena merasa tidak ada permasalahan apa-apa dari si korban ini,” imbuhnya.

Baca juga: Tiba di Rumah Duka Depok, Jenazah Kapolres Boyolali AKBP Muh Yoga Disambut Ratusan Pelayat

Menurut Kompol Reza, tulisan korban itu serupa diari tempat korban mencurahkan isi harinya.

Kendati demikian, Aprino menyampaikan jika korban tidak ada masalah apapun dengan keluarga atau teman-temannya.

Bahkan, kabar tewasnya E itu membuat keluarga sangat terkejut hingga tak percaya akan apa yang sudah terjadi.

“Itu dia yang kami enggak bisa mengerti, karena dia tidak menunjuk ke seseorang, tidak menunjuk ke keluarga, tidak menunjuk ke mana-mana jadi dia hanya menulis itu pakai bahasa Mandarin,” jelas Aprino.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved