Banjir Bandang Gorontalo

Kisah Penambang yang Selamat dari Longsor di Gorontalo, Bertahan Hidup Hanya Minum Air Sungai

Almas Ishak pun menceritakan detik-detik terjadinya longsor di tambang Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Editor: murtopo
TribunGorontalo.com/Arianto
Petugas dari TIM SAR membawa jasad korban longsor tambang Suwawa dibawa menuju Posko Induk Tim SAR Gorontalo, Selasa (9/7/2024). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, GORONTALO -- Ditengah kengerian bencana alam banjir bandang dan longsor yang terjadi di tambang Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Almas Ishak (19) menjadi salah satu penambang yang selamat dari bencana yang menewaskan puluhan orang tersebut.

Almas Ishak pun menceritakan detik-detik terjadinya longsor di tambang Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Dilansir dari TribunGorontalo, saat persitiwa longsor terjadi pada Minggu (7/7/2024) Almas Ishak bersama teman-temannya berada di titik Bor 19.

Ketika itu ada tanda bahaya dari rekan mereka yang lain yang berada di atas gunung.

Mereka memberikan isyarat tanda bahaya menggunakan senter.

Sadar akan adanya bahaya lonngsor Almas Ishak dan teman-temannya segera berlari menuju ke puncak gunung.

Almas Ishak dan rekan-rekannya segera tiba di puncak karena lokasinya yang berada sedikit dekat lereng pegunungan.

"Waktu longsor pertama di Tobor 19, kami dengar. Dikode juga sama penambang lain pakai senter. Langsung lari ke atas," ucap Almas seperti dilansir TribunGorontalo.com, Rabu (10/7/2024).

Almas mengaku saat peristiwa longsor tersebut semua barangnya tidak dapat diselamatkan.

Seperti telepon genggam, perkakas, makanan dan minuman.

Saat berusaha pulang dan mencari pertolongan warga Almas hanya bisa bertahan hidup dengan meminum air sungai.

"Air sungai di sana kan masih bersih, tidak kaya di sini. Sudah sedikit tercemar," tambahnya.

Kendati begitu, jika air sungai tersebut kotor ia bertekad tetap meminumnya.

Di dalam perjalanan pulang, ia bersama rekannya sudah mulai lemas.

Bebannya bertambah untuk menolong korban lain yang tidak dikenalnya asal Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.

Beruntung di tengah perjalanan terdapat posko keselamatan sehingga ia dan rekannya langsung diangkut menggunakan ojek.

Sementara korban luka yang mereka selamatkan langsung diamankan pihak SAR.

Salmas baru sampai di Posko Indu Basarnas sehari kemudian pasca kejadian, yanki Senin (8/7/2024).

Atas pengalaman tersebut ia merasa trauma dan berharap peristiwa serupa tidak pernah terjadi lagi.

Sebab beberapa korban merupakan sandaran hidup keluarga.

Dirinya sendiri saat sampai di rumah langsung dipeluk erat orang tuanya sambil menangis.

Kemudian diberikan pengobatan berupa urut dari tenaga pengurut.

"Saya masih trauma dan takut sampai sekarang. Saya tutupi sekarang agar keluarga tidak khawatir," tandasnya.

Diketahui, peristiwa longsor yang terjadi di tambang emas Suwawa, Kabupaten Bone Bolango. Provinsi Gorontalo, pada Minggu (7/7/2024) dini hari

Hingga Rabu (10/7/2024) pukul 13.00 Wita, jumlah korban akibat longsor di lokasi tambang mencapai 144 orang.

Sebanyak 23 korban di antaranya meninggal, 90 orang selamat dan 31 lainnya masih dicari.

Sebagian korban telah dievaluasi menggunakan helikopter. Beberapa alat berat telah tiba di lokasi longsor untuk mencari pencarian korban.

Jarak lokasi longsor tambang emas Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo mencapai 49,7 Kilometer dari pusat Kota Gorontalo.

Jarak 49,7 kilometer itu dibagi dari dua lokasi. Jarak dari pusat Kota Gorontalo ke Posko SAR dan Jarak dari Posko SAR menuju titik lokasi longsor.

Untuk jarak dari pusat Kota Gorontalo menuju Posko SAR berjarak 26 kilometer dengan kisaran 55 menit menggunakan roda empat. roda dua berkisar 48 menit.

Dalam perjalanan menuju lokasi posko SAR, pengendara akan melintasi perbukitan yang mengelilingi wilayah Bone Bolango.

Terekam detik-detik banjir bandang maut menghantam Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo pada Kamis (11/7/2024).

Bukan hanya banjir bandang, Gorontalo juga dihantam tanah longsor.

Dilaporkan jumlah korban meninggal dunia mencapai 26 orang akibat banjir dan tanah longsor di Gorontalo.

Dikutip dari TribunGorontalo Koordinator dari Public Service Center (PSC), Nikmawati Hasan mengatakan bahwa ada tiga kelurahan yang paling terdampak dari bencana tersebut.

Saat ini sebanyak 198 warga mengungsi di aula Rumah Dinas Wali Kota Gorontalo.

Dari 198 orang, 11 di antaranya merupakan lansia dan 10 lainnya bayi.

Ia menuturkan, pengungsi paling banyak datang dari Kelurahan Tenda, Kelurahan Biawu, dan Kelurahan Siendeng, Kota Gorontalo.

 

Artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved