Timnas Indonesia
Ketua Umum PSSI Erick Thohir Mengaku Tak Bisa Tolak Bila Shin Tae-yong Ingin Hengkang
Erick menyatakan, meski sejauh ini puas atas kinerja STY, namun pihaknya harus memasang target prestasi di level Asia terhadap pelatih Shin Tae-yong.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhilah | Editor: murtopo
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Kabar pergantian pelatih Timnas Indonesia hangat diperbincangkan pecinta sepak bola tanah air.
Hal tersebut mencuat usai kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala segera berakhir Juni 2024.
Kemudian Shin Tae-yong pun mengungkapkan bahwa dia mendapat tawaran untuk menangani tim dari negara lain.
"Saya mendapat tawaran itu sekitar satu pekan yang lalu," ungkap Shin Tae-yong, kepada media Korea, Sports Kyunghyang.
Baca juga: Shin Tae-yong Ungkap Dapat Tawaran untuk Latih Tim Lain Pekan Lalu, Bakal Hengkang?
Ketika ditanya berasal dari mana kah tawaran tersebut, juru taktik berusia 53 tahun itu enggan mengatakan lebih lanjut.
Namun, Shin Tae-yong menyebut bahwa dirinya tentu tidak seharusnya lagi menjadi pelatih di kawasan Asia Tenggara.
"Saya seharusnya tidak memimpin lagi di Asia Tenggara," ucap Shin.
Di sisi lain, Shin Tae-yong sendiri masih memiliki kontrak sampai Juni bersama Timnas Indonesia.
Pelatih yang pernah membawa Korea Selatan menang atas Jerman di Piala Dunia 2018 itu pun menegaskan untuk menghormati kontrak tersebut.
Baca juga: Tak Maju-maju, Erick Thohir Buka-bukaan Soal Nasib Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia
"Ada pembicaraan untuk memperbarui kontrak, dan saya bisa saja membayar denda dan pergi ke tempat lain," ujar Shin.
"Tapi untuk saat ini, saya akan menepati janji saya untuk memperpanjang masa kontrak dengan Indonesia hingga Juni," imbuhnya.
Merespons kabar tersebut, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mempersilakan Shin Tae-yong jika inging hengkang.
Akan tetapi, Erick juga mengingatkan masih ada komitmen yang harus dilakukan Shin Tae-yong, yakni membawa Indonesia U-23 melaju ke perempat final Piala Asia U-23 2024.
"Saya kan orang profesional, jadi saya pegang prinsip itu. Jika coach Shin mau mundur, saya tidak bisa nolak," ujar Erick, Selasa (30/1/2024).
Baca juga: Indonesia Tak Kalah Secara Performa dari Australia, Shin Tae-yong: Cuma Kalah Pengalaman
"Tapi Kesepakatan saya dan STY yang kontraknya habis hingga Juni, ada dua parameter, yakni timnas senior lolos 16 besar Piala Asia yang kemarin dan 8 besar Piala Asia U23 bagi timnas muda kita. Kami punya komitmen itu, baru kemudian bicara perpanjangan untuk 2027," paparnya.
Erick menyatakan, meski sejauh ini puas atas kinerja STY, namun pihaknya harus memasang target prestasi di level Asia terhadap pelatih yang sudah menangani timnas Indonesia sejak 2019 itu.
"Oleh karenanya di Piala Asia U23, April besok, Indonesia harus bisa berbicara banyak," ujar pria yang juga Menteri BUMN itu.
"Apalagi banyak pemain U-23 kita masuk dalam skuad timnas senior kemarin dan beberapa pemain sering jadi starting eleven. Itu modal yang sangat besar bagi STY untuk membuat kejutan," tambahnya.
Sementara itu mantan pesepakbola Timnas Indonesia, Budi Sudarsono, menilai pergantian pelatih untuk saat ini ia rasa kurang tepat.
Hal itu dikatakan Budi sebagai pemain yang kala itu sempat merasakan pergantian pelatih di tim nasional.
Pemain yang dijuliki 'Piton' itu sempat dilatih oleh Ivan Kolev, Benny Dollo, dan Alfred Riedl.
"Ya memang kurang enak (gonta-ganti pelatih)," kata Budi Sudarsono.
"Tapi itu urusan federasi," sambung pria berusia 44 tahun itu.
Kontrak pelatih berpaspor Korea Selatan itu akan habis usai memimpin Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23, yang akan berlangsung 15 April - 3 Mei 2024.
PSSI pun telah memberikan dua syarat jika Shin Tae-yong ingin diperpanjang kontraknya.
Syarat pertama yang telah ditebus oleh pelatih berusia 53 tahun itu adalah membawa Timnas Indonesia menembus babak 16 besar Piala Asia 2023.
Sementara itu, satu lagi adalah membawa Timnas Indonesia U-23 lolos dari fase grup Piala Asia U-23.
Di Piala Asia U-23 mendatang, Garuda Muda tergabung dalam grup A bersama Qatar, Jordania, dan Australia.
Persaingan di Piala Asia U-23 pun akan lebih berat. Turnamen yang diikuti 16 negara yang dibagi dalam empat grup itu hanya akan meloloskan juara dan runner up setiap grup untuk langsung bertanding di babak gugur, 8 besar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.