Kabar Duka
Anies Baswedan Kenang Sosok Rizal Ramli yang Kerap Membantunya di Masa Kuliah
Anies mengatakan dirinya kerap kali dibantu Mantan Menko Bidang Kemaritiman era Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala melaksanakan kegiatan mahasiswa.
Laporan wartawan wartakotalive.com Yolanda Putri Dewanti
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan berbela sungkawa atas wafatnya ekonom senior Rizal Ramli.
Menurut Anies, Rizal adalah salah satu pejuang dari Tanah Minang.
Anies mengatakan dirinya kerap kali dibantu Mantan Menko Bidang Kemaritiman era Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala melaksanakan kegiatan mahasiswa di Jakarta.
Hal itu diungkapkan mantan Gubernur DKI Jakarta saat tiba di Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (3/1/2024).
"Wafatnya bapak Rizal Ramli tadi malam dan saya berada di Minang menyampaikan rasa duka cita salah seorang putra dari tanah ini yang menjadi pejuang," ucap Anies.
Kata Anies, Rizal Ramli kerap kali membantunya ketika membutuhkan data-data dan informasi kala dirinya melakukan kegiatan mahasiswa di Jakarta.
Baca juga: Rizal Ramli Meninggal Setelah Sebulan Dirawat di RSCM, Keluarga: Sakit Parah
"Saya sendiri kenal bang Rizal Ramli sejak zaman kuliah, dulu kalau saya ada kegiatan mahasiswa sering datang ke Jakarta meminta dukungan dari bang Rizal, data-data, informasi dan selalu beliau berikan saya zaman kuliah," jelas dia.
Menurutnya, Rizal Ramli merupakan pribadi yang konsisten memperjuangkan demokrasi, konsisten melawan korupsi, konsisten melawan feodalisme, nepotisme, dan tidak pernah kompromi sedikit pun.
"Seorang yang bisa dibilang salah satu putra gemilang Indonesia. Insyaallah beliau ditempatkan di tempat yang mulia dan Insyaallah seluruh kebaikannya jadi amal jariah," jelas dia.
Melansir dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 10 Desember 1954.
Dia merupakan mantan aktivis mahasiswa yang menjadi pakar ekonomi.
Rizal Ramli merintis jalan hidup dengan penuh kesulitan.
Sebagai anak yatim-piatu, ia terpaksa membiayai sendiri kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Namun tekanan hidup itu justru mendekatkan dirinya dengan problematika masyarakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.