Depok Hari Ini

Setara Institute Nilai Penggerudukan Kapel di Cinere Bentuk Intoleran dan Main Hakim Sendiri

Menurut Halili, kapel tak ubahnya musala yang dimiliki umat Islam di Indonesia. Banyak musala juga belum memenuhi syarat normatif.

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: murtopo
TribunnewsDepok.com/M. Rifqi Ibnumasy
Massa mendatangi kapel Jemaat Gereja Protestan Indonesia (GPI) di Jalan Bukit Cinere Raya, RT 12/RW 03 Gandul, Cinere, Kota Depok, Sabtu (16/9/2023) pagi. 

Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, CINERE - Direktur Riset Setara Institute, Halili memandang penggerudukan kantor pelayanan (Tapel) Gereja Bethel Indonesia (GBI) Bukit Cinere sebagai bentuk intoleran.

Menurut Halili, meskipun kapel tersebut belum memiliki rekomendasi dari Kementerian Agama (Kemenag) maupun FKUB, tak selayaknya warga main hakim sendiri.

"Jangan sampai membiarkan kelompok warga main hakim sendiri, itu yang kami tidak bisa benarkan," kata Halili saat dikonfirmasi, Jumat (22/9/2023).

"Tapi apapun yang terjadi pada kapel depok, sebenarnya sebuah bentuk intoleran, cenderung main hakim sendiri," sambungnya.

Baca juga: Puluhan Massa Datangi Kapel Jemaat GBI di Gandul Depok, Polisi Pastikan Tak Ada Penyerangan

Menurut Halili, kapel tak ubahnya musala yang dimiliki umat Islam di Indonesia. Banyak musala juga belum memenuhi syarat normatif.

"Kalau syarat normatifnya (musala) sih mesti diurus juga, tapi kan faktanya tidak. Kalau itu fleksibel untuk musala, saya kira fleksibel juga untuk kapel," ujarnya.

Kapel Digeruduk Massa 

Sebelumnya, sekelompok massa mendatangi kapel atau tempat ibadah Jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Jalan Bukit Cinere Raya, RT 12/RW 03 Gandul, Cinere, Kota Depok, Sabtu (16/9/2023) pagi.

Puluhan massa itu mengenakan pakaian muslim dengan penutup kepala datang ke lokasi diduga melakukan aksi penolakan keberadaan kapel tersebut.

Baca juga: Warga Geruduk Kapel Jemaat Kristen GBI Cinere, Mohammad Idris Tepis Depok Kota Intoleran

Kapolres Metro Depok, Kombes Ahmad Fuady membenarkan massa mendatangi kapel tersebut untuk melakukan aksi penolakan.

"Tujuannya adalah Kepala LPM Gandul dan beberapa masyarakat yg ikut pengajian subuh menolak adanya Kapel tersebut," kata Fuady saat dikonfirmasi.

Meski demikian, Fuady memastikan massa tidak bertindak anarkis dan tidak melakukan aksi penyerangan terhadap jemaat kapel tersebut.

"Tidak ada penyerangan mas, hanya mendatangi lokasi karena habis kegiatan pengajian subuh dan di lokasi kapel tidak ada kegiatan," ujarnya.

Baca juga: Polres Metro Depok Pastikan Kepolisian Beri Jaminan Keamanan ke Seluruh Umat Beragama untuk Ibadah

"Kegiatan tadi pagi hanya mendatangi dan tidak ada penggedoran lokasi," sambungnya.

Fuady juga memastikan, pihak kepolisian akan memberikan jaminan keamanan kepada umat beragama apapun untuk melakukan peribadatan sesuai dengan kepercayaannya.

"Polres Depok memberikan jaminan pengamanan kepada umat yang ibadah termasuk Minggu lalu saat pembukaan kapel juga berjalan dengan aman kondusif," pungkasnya. (m38)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved