Berita UI

Indonesia Jadi Negara Kedua di Dunia Soal Tingkat Kematian TBC, FKUI Lakukan Gebrakan

Fakultas Kedokteran UI lakukan gebrakan untuk mengatasi tingginya tingkat kematian akibat penyakit TBC di Indonesia

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Indonesia Jadi Negara Kedua di Dunia Soal Tingkat Kematian TBC, FKUI Lakukan Gebrakan 

Kedua, menyediakan data hambatan dalam mengakses layanan TBC yang akan digunakan oleh pemangku kepentingan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota sebagai bukti untuk mengidentifkasi alternatif solusi.

Ketiga, memperkuat respons terhadap layanan kesehatan dan masyarakat untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi di semua tingkatan.

Keempat, menciptakan lingkungan yang ramah bagi pasien untuk mencapai keberhasilan pengobatan.

Kelima, kampanye atau edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang TBC, khususnya di sekolah dan tempat kerja untuk menghilangkan stereotip.

Terakhir, aktivitas keenam penguatan komunitas dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan tanpa stigma dan diskriminasi terhadap pasien TBC dan keluarganya.

Stigma Negatif

Sementara itu, Staf Departemen Psikiatri FKUI-RSCM dr. Feranindhya Agiananda, Sp.KJ(K) menyampaikan, stigma terkait penyakit (disease related stigma) merupakan pandangan negatif pada seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kesamaan ciri dan penyakit tertentu.

“Adanya stigma juga berpengaruh pada penundaan individu untuk mencari pengobatan bantuan atau justru menghentikan pengobatan, sehingga dapat terjadi konsekuensi berupa resistensi pengobatan bahkan kondisi medis yang memburuk kualitas hidup semakin menurun,” kata dr. Feranindhya.

Dalam menangani hal tersebut, lanjutnya, perlu peran dari berbagai pihak. Di antaranya peran tenaga kesehatan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat secara berkesinambungan.

Selain itu, pemberian dukungan pada individu, serta kolaborasi dengan lembaga atau komunitas sosial, dan peran keluarga dalam memberikan dukungan pada individu dalam bentuk emosional medis praktis
dan pembentukan lingkungan yang positif.

Pembicara lainnya yang turut memberikan edukasi pada webinar yang diadakan pada 24 Agustus 2023 ini, yaitu Jejaring Riset Tuberkulosis Indonesia Dr. dr. I Wayan Gede Artawan Eka Putra, M.Epid.

Acara ini juga turut dihadiri Principal Investigator Liverpool School of Tropical Medicine Tom Wingfeld, MD, PhD.

Webinar ini diakhiri dengan acara Kick-Of TB-CAPS yang dibawakan oleh salah seorang peneliti dari FKUI
dr. Ahmad Fuady, M.Sc, Ph.D.

Ia menyampaikan, studi TB-CAPS akan dilaksanakan pada September 2023 hingga Desember 2024 mendatang.

TB-CAPS merupakan studi lanjutan dari studi sebelumnya, yaitu CAPITA yang telah mengadaptasi dan
memvalidasi skala stigma TB Van Rie di tujuh provinsi di Indonesia, yang kemudian akan digunakan dalam Studi TB-CAPS.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved