Mahasiswa UI

Bukti Artificial Intelligence Tak Terbantahkan, Mahasiswa Fasilkom UI Rajai Kompetisi Satria Data

Tim Fasilkom UI menciptakan inovasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang dapat secara otomatis menguji kesalaran perundangan.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Bukti Artificial Intelligence Tak Terbantahkan, Mahasiswa Fasilkom UI Rajai Kompetisi Satria Data 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Tim mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI), Three Neuron V2 menorehkan prestasi.

Mereka menciptakan inovasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang dapat secara otomatis menguji keselarasan antar peraturan perundang-undangan.

Hasil ciptaan mereka mampu merajai kompetisi Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2023.

Three Neuron V2 menjadi juara satu di kompetisi yang diadakan Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) di Malang pada 20-24 Agustus 2023.

Baca juga: Empat Mahasiswa UI Ungkap Tingkat Kepercayaan Wajib Pajak Orang Pribadi di Jakarta Mencengangkan

Kompetisi itu diikuti oleh 600 mahasiswa yang terdiri atas 209 tim yang berasal dari 50 universitas di Indonesia.

Di antaranya adalah IPB University, Institut Teknologi Sepuluh November, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, dan lainnya.

Terdapat empat kategori yang dikompetisikan, yaitu National Statistics Competition (NSC), Statistics Essay Competition (SEC), Statistics Infographic Competition (SIC), dan Big Data Challenge (BDC).

Baca juga: Sambut Pemilu 2024, BEM FISIP UI Undang Tiga Capres Adu Gagasan pada Acara Kuliah Kebangsaan

Siapa saja Tim Three Neuron V2?

Mereka ada  Bryan Tjandra, Nyoo Steven Christopher Handoko, dan Oey Joshua Jodrian.

Kesuksesan tim ini juga tidak lepas dari dukungan dosen pembimbing Dr. Panca Hadi Putra, B.Sc., S.H., M.Bus., yang merupakan pakar teknologi hukum Fasilkom UI.

Kategori Big Data Challenge

Tim Three Neuron V2 mengikuti kompetisi tersebut dalam kategori Big Data Challenge.

Mereka menciptakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tersebut lantaran terdapat keraguan di masyarakat tentang ketidak harmonisan antarperaturan peundang-undangan.

Peraturan perundang-undangan memiliki peran yang sentral dalam mengatur hak dan kewajiban
setiap warga negara.

Namun, terkadang terjadi ketidakharmonisan antar peraturan perundangundangan, seperti pertentangan isi peraturan yang dapat mengancam kepastian hukum bagi
masyarakat.

Upaya mendeteksi dan menguji keselerasan peraturan perundang-undangan merupakan
suatu tugas yang kompleks, dan selama ini dilakukan secara manual.

Baca juga: HUT ke-78 RI, Enam Dosen UI Terima Kehormatan Satyalancana Karya Satya dan Makara Dharma Bhakti

Adanya inovasi karya Tim Three Neuron V2 ini dapat membantu para legislator dan pembuat kebijakan dalam menjaga peraturan perundang-undangan tersebut tetap selaras dan tidak saling bertabrakan.

Usulan solusi berbantuan AI ini memanfaatkan Legal Textual Entailment (LTE), suatu metode
subbidang dalam pemrosesan bahasa alami atau Natural Language Processing (NLP) dan AI yang
berfokus pada penentuan hubungan logis antara dua teks hukum.

Solusi ini diterapkan menggunakan dataset LawID yang juga diciptakan oleh tim Three Neuron V2 untuk keperluan LTE.

Dataset tersebut terdiri dari puluhan ribu data yang mencakup data primer seperti peraturan perundang-undangan, mulai dari level undang-undang dasar, undang-undang, sampai dengan peraturan turunannya, seperti peraturan pemerintah dan peraturan menteri, serta mencakup data sekunder seperti putusan-putusan Mahkamah Konstitusi.

Dalam memproses serta merangkum dokumen peraturan, Tim Three Neuron V2 menggunakan
berbagai model bahasa guna menghasilkan subtopik dengan menggunakan teknik BERTopic.

Salah satu model yang diusulkan dalam percobaan, yaitu BigBird-NLI telah diaplikasikan pada dataset LawID bagian LTE primer dan berhasil mencapai akurasi sebesar 99 persen pada data validasi setelah melalui proses fine-tuning menggunakan 800 pasangan ayat dari dokumen.

Pasangan ayat ini dilabeli menggunakan semi-supervised labeling dan Large Languange Models (LLM).

Dari proses tersebut didapatkan bahwa mayoritas pasangan ayat dari dokumen peraturan menunjukkan
keselarasan.

Sementara persentase ketidakselarasan hanya berkisar 0,6 persen dari seluruh pasangan ayat.

Pasangan ayat yang tidak selaras umumnya bersifat tidak selaras secara semantik tanpa memerlukan
konteks yang mendalam.

Kontribusi Nyata

Dekan Fasilkom UI, Dr. Ir. Petrus Mursanto, M.Sc., mengapresiasi capaian para mahasiswa dalam ajang
Satria Data 2023 ini.

“Capaian ini menambahkan rangkaian track record keunggulan mahasiswa Fasilkom UI dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi di kancah nasional," kata Dr. Ir. Petrus.

"Hal ini juga merupakan bentuk kontribusi nyata sivitas akademika Fasilkom UI terhadap bangsa dan negara,” tambahnya.

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved