Depok Jadi Sarang Begal Payudara dari Tahun ke Tahun Terjadi, Warga Trauma Mulai Bawa Cutter

Prof Koentjoro menjelaskan, pelaku begal payudara tersebut melakukan tindakan tak terpuji itu untuk mencari pengakuan dari kelompoknya. Semakin berani dia membegal payudara seseorang, semakin banyak juga dipuji teman-temannya.

“Pelaku itu terindikasi tidak memperoleh pujian dari rumah. Sehingga, ketika dipuji kelompoknya, dia tidak tahu mana yang baik dan buruk,” kata Guru Besar Fakultas Psikologi itu.

Maka dari itu, lanjutnya, ia berharap perempuan dan siapapun itu untuk meningkatkan gerak reflek jika ada orang yang akan menyentuh daerah sensitifnya.

“Perempuan jangan paranoid. Tingkatkan daya reflek. Sehingga kalau ada yang hendak memyentuh, bisa dihalau,” ujarnya.

“Kalau bisa kejar, kejar. Lakukan sesuatu. Bisa dipukul, pukul. Teriak pas begalnya sudah tertangkap. Lakukan bela diri,” tandasnya.

Bawa Cutter

Sementara itu, akibat kerap terjadi begal payudara, seorang perempuan di Depok selalu membawa pisau Cutter.

Tak hanya itu, Kurnia juga membawa batu sekepalan tangan. hal itu disampaikannya di @depok24jam.

"Gegara banyak begal payudara kalau keluar rumah saya bawa pisau cutter. Selain itu, saya batu sekepal tangan. Buat ngelawan begal payudara," ujarnya.

Rene Ribas berharap ada langkah pasti agar begal payudara tak terjadi di Kota Depok.

"Saya pernah ngalamin waktu belum nikah di lecehin siang bolong. Inget banget hari Jumat itu rasanya campur aduk kesel, marah, nangis udah nggak bisa berkata kata. Semoga kalian wanita selalu berhati hati dan waspada," paparnya.