Chiki Ngebul Jadi Sorotan, Iwan Setiawan Minta Orang Tua Awasi Jajanan Anak

Laporan Wartawan TribunbewsDepok.com Hironimus Rama

TRIBUNBEWSDEPOK.COM, CIBINONG -  Chiki Ngebul sedang menjadi sorotan saat ini. Jajanan yang mengandung nitrogen cair ini dilaporkan menimbulkan gangguan kesehataan pada anak-anak.

Terkait hal ini, Plt. Bupati Bogor meminta agar pengawasan terhadap jajanan ini perlu ditingkatkan.

"Saya menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk melakukan pengawasan dan antisipasi terhadap peredaran jajanan Chiki Ngebul," kata Iwan, Kamis (12/1/2023).

Dia meminta agar anak-anak di Kabupaten Bogor tidak mengonsumsi jajanan yang mengandung bahan berbahaya seperti Chiki Ngebul.

"Kami menghimbau pihak sekolah hingga orang tua untuk sama-sama mengawasi jajanan anak," ujarnya.

Iwan mengungkapkan sejauh ini belum ditemukan adanya gangguan kesehatan akibat Chiki Ngebul di Kabupaten Bogor.

Namun dia meminta agar dinas terkait tetap mengantisipasi sebelum hal itu terjadi.

Baca juga: Kapolresta Bogor Kota Ajak Orangtua dan Masyarakat Berperan Cegah Aksi Berhentikan Truk Demi Konten

"Antisipasi harus dilakukan, jangan sampai menunggu ada korban. Saya juga akan meminta dinas-dinas terkait untuk melakukan pengawasan dan mengambil langkah-langkah antisipasi," tuturnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Jawa Barat telah menetapkan status darurat medis kasus keracunan makanan yang mengandung nitrogen atau dikenal dengan sebutan Chiki Ngebul.

Pakar teknologi pangan IPB University Nuri Andarwulan juga mengungkapkan kandungan nitrogen cair yang digunakan dalam jajanan Chiki Ngebul sangat berbahaya jika dikonsumsi atau tertelan.

Baca juga: Jadi Tuan Rumah Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Se-Indonesia, Ini Persiapan Kabupaten Bogor

"Tertelannya nitrogen cair bisa menimbulkan cedera di saluran pencernaan, terutama saluran pencernaan atas," ujarnya.

Sementara kondisi lambung bocor saat tertelan nitrogen cair terjadi karena adanya penekanan yang sangat tinggi di organ dalam tubuh dan berubah menjadi uap.

"Kenaikan tekanan ini biasanya menyebabkan nekrosis jaringan dan pecahnya lambung di kelengkungan perut yang lebih rendah dan membutuhkan pembedahan," tandas Nuri.