Kabupaten Bogor

Resesi Global 2023 Mengancam Sektor Properti, Ini Kata Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras

Resesi Global Mengancam Sektor Properti di 2023, Ini Kata Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dwi Rizki
zoom-inlihat foto Resesi Global 2023 Mengancam Sektor Properti, Ini Kata Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras
Warta Kota
I Wayan Madik Kesuma, pendiri sekaligus Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, SUKARAJA - Dunia terancam resesi global pada 2023. Krisis energi karena perang Rusia - Ukraina serta belum pulihnya rantai pasok global membuat perekonomian melambat.

 

Kondisi ini tentu berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan bisnis, termasuk sektor properti.

 

"Ancaman resesi global pasti ada dampaknya terhadap sektor properti. Sekarang mulai sedikit terasa ada sedikit penurunan laju ekonomi," kata I Wayan Madik Kesuma, pendiri sekaligus Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras, di Graha Laras Sentul, Jalan Raya Bogor, Sukaraja, beberapa waktu lalu.

 

Namun dia berharap tidak terjadi resesi di Indonesia.

 

"Kita diberkahi dengan sumber daya alam yang melimpah dan penduduk yang banyak. Jadi kebutuhan rumah pasti selalu ada," imbuhnya.

Menurut dia, pemerintah sudah memitigasi dampak resesi ini.

 

"Saya yakin ada jalan keluar. Kalau pun terjadi resesi, kami harus memitigasi di sektor mana kami masih bisa bergerak," tutur Wayan.

 

Menurut Wayan, sektor properti bisa membantu mencegah resesi karena sifatnya yang padat karya.

 

Karena itu, kalau pemerintah ingin menggerakkan ekonomi nasional, pemerintah harus memberikan insentif bagi sektor properti.

 

"Kami di sini ada 7 kontraktor dengan rata-rata 1 kontraktor 100-200 orang. Ini menyerap banyak tenaga kerja sehingga butuh insentif untuk menggerakkan sektor ini," paparnya.

 

Dia menambahkan insentif dari pemerintah tidak usah muluk-muluk, cukup terapkan saja apa yang sudah dilakukan saat Covid-19. Salah satunya, PPN ditanggung pemerintah.

 

"Mungkin pemerintah berkurban Rp 1 Triliun untuk kebijakan ini, tetapi dampak ekonomi bagi sektor properti sangat besar. Pada akhirnya kan kita bayar PPH dari setiap kegiatan ekonomi yang dijalankan," ucapnya.

Baca juga: Digaet KFC Digital Musik, Kezia X Factor Ingin Karyanya Lebih Dikenal Masyarakat

Baca juga: Cetak Santri Generasi Z Jadi Unggulan, Pesantren Al Hamidiyah Depok Gunakan Pendekatan Psikologis

Wayan juga berharap adanya konsistensi dalam regulasi pemerintah, ada sinkronisasi antara pusat dan daerah. Misalnya, masalah perubahan dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ke Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

 

"Pemerintah daerah tampaknya belum siap dengan perubahan ini. Kami tidak bisa melakukan akad dengan perbankan karena PBG belum keluar. Ini bisa bikin bisnis properti jadi stagnan," tambahnya.

 

Wayan optimis bisa keluar dari dampak resesi global dengan berbagai inovasi bisnis. Salah satunya dengan digitalisasi

 

"Kami sangat terbantu oleh perkembangan teknologi selama ini. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana kami bisa mengelola dua perumahan yang skalanya cukup besar tanpa bantuan teknologi digital," ungkapnya.

 

Terkait digitalisasi ini, PT KAS bahkan membuat satu bagian khusus untuk Marketing Communication. Departemen ini fokus pada bagaimana menggunakan teknologi untuk penjualan dan branding produk.

 

"Jadi kita tidak hanya mengandalkan iklan di media. Kita mau perusahaan ini jalan ke depan dengan teknologi terkini," jelas Wayan.

 

Saat ini PT KAS mempunyai 2 lokasi perumahan yang sedang dikembangkan di Kabupaten Bogor.

 

Pertama, lokasi premium di Graha Laras Sentul untuk menengah ke atas. Lokasi kedua di Geriya Selaras Dramaga dengan harga lebih terjangkau.

 

"Kita selalu sesuaikan desain produk dengan perkembangan teknologi. Sebagai contoh, sekitar 6 bulan lalu kita umumkan produk dengan teknologi tenaga surya (solar panel) untuk listrik smarthome di Graha Laras Sentul. Responsnya sangat bagus," imbuhnya.

 

"Kita tidak mau berhenti di situ. Kita akan kembangkan produk-produk baru dengan menyesuaikan perkembangan teknologi," tambah Wayan.

 

PT KAS menawarkan properti dengan harga yang sangat bersaing. Sebelum launching, tim marketing melakukan survei untuk penetapan harga.

 

"Kami harus mendapatkan pangsa pasar yang sesuai bidang kami. Alhamdulilah, dalam 7 tahun terakhir ini kita masuk 20 developer besar nasional di BTN," ujar Wayan.

 

Di BTN, PT KAS masuk kategori developer prima sehingga konsumen yang beli produk mereka mendapat kemudahan proses pengajuan dokumen.

 

Suku bunga yang diberikan bank juga beda karena PT KAS dianggap memberi pelayanan bagus bagi calon konsumen dan berkomitmen ke pihak perbankan.

 

"Saat ini suku bunga kami 4,75 persen flat selama 3-5 tahun, setelah itu floating sesuai dengan suku bunga pasar. Jadi kalau kita bisa jaga komitmen ke pihak perbankan dan konsumen maka bisnis ini akan tetap jalan," tandas Wayan.

Baca Berita Tribunnewsdepok.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved