Kabupaten Bogor
Resesi Global 2023 Mengancam Sektor Properti, Ini Kata Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras
Resesi Global Mengancam Sektor Properti di 2023, Ini Kata Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dwi Rizki
Karena itu, kalau pemerintah ingin menggerakkan ekonomi nasional, pemerintah harus memberikan insentif bagi sektor properti.
"Kami di sini ada 7 kontraktor dengan rata-rata 1 kontraktor 100-200 orang. Ini menyerap banyak tenaga kerja sehingga butuh insentif untuk menggerakkan sektor ini," paparnya.
Dia menambahkan insentif dari pemerintah tidak usah muluk-muluk, cukup terapkan saja apa yang sudah dilakukan saat Covid-19. Salah satunya, PPN ditanggung pemerintah.
"Mungkin pemerintah berkurban Rp 1 Triliun untuk kebijakan ini, tetapi dampak ekonomi bagi sektor properti sangat besar. Pada akhirnya kan kita bayar PPH dari setiap kegiatan ekonomi yang dijalankan," ucapnya.
Baca juga: Digaet KFC Digital Musik, Kezia X Factor Ingin Karyanya Lebih Dikenal Masyarakat
Baca juga: Cetak Santri Generasi Z Jadi Unggulan, Pesantren Al Hamidiyah Depok Gunakan Pendekatan Psikologis
Wayan juga berharap adanya konsistensi dalam regulasi pemerintah, ada sinkronisasi antara pusat dan daerah. Misalnya, masalah perubahan dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ke Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
"Pemerintah daerah tampaknya belum siap dengan perubahan ini. Kami tidak bisa melakukan akad dengan perbankan karena PBG belum keluar. Ini bisa bikin bisnis properti jadi stagnan," tambahnya.
Wayan optimis bisa keluar dari dampak resesi global dengan berbagai inovasi bisnis. Salah satunya dengan digitalisasi
"Kami sangat terbantu oleh perkembangan teknologi selama ini. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana kami bisa mengelola dua perumahan yang skalanya cukup besar tanpa bantuan teknologi digital," ungkapnya.