Gempa Bumi di Cianjur

Sepekan Lebih Tinggal di Pengungsian, Warga Terdampak Gempa Bumi di Cianjur Kekurangan Air Bersih

Sepekan Lebih Tinggal di Pengungsian, Warga Terdampak Gempa Bumi di Cianjur Kekurangan Air Bersih

Penulis: Cahya Nugraha | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Suasana posko pengungsian di Desa Tunggilis, Ciputri, Pacet, Kabupaten Cianjur pada Kamis (1/12/2022) 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, CIANJUR - Ketua RT Desa Sarampad, Kabupaten Cianjur, Ujang Mulyana menuturkan warganya mulai kekurangan stok air bersih saat ini.

"Yang sangat diperlukan untuk saat ini ialah ari bersih," ungkap Ujang pada Kamis (1/12/2022). 

 

"Sungai ada cuma kotor, warga juga enggan menggunakannya khawatir sakit," sambungnya. 

 

Meski begitu Ujang menyampaikan terkait logistik warganya dirasa cukup aman. 

"Untuk logistik aman, hanya air bersih saja yang kurang. Pakaian juga sudah banyak," ucapnya. 

 

"Yang darurat saat ini adalah air bersih," sambungnya. 

 

Seperti diketahui, Desa Sarampad menjadi salah satu dari sekian banyak desa di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur yang tidak luput dari hantaman gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022). 

 

Tidak banyak yang tersisa dari desa tersebut, semua bangunan rata dengan tanah, akses warga pun terputus dikarenakan aspal jalan yang terangkat. 

 

Banyaknya tulisan warga Sarampad di dinding yang menolak masyarakat memanfaatkan kondisi desa sebagai wisata bencana, Ujang pun angkat bicara. 

Baca juga: Piala Dunia 2022, Kylian Mbappe Bersaing dengan Cody Gakpo dan Marcus Rashford Cetak Gol Terbanyak

Baca juga: Waduh, Jumlah Pengangguran di Jawa Barat Diprediksi Bakal Meningkat Tahun Depan, Ini Penyebabnya

Dirinya merasa prihatin melihat masyarakat yang hanya berselfie ria tanpa mengulurkan bantuan yang diperlukan. 

 

"Banyak yang ke sini hanya berfoto tanpa membantu, hal itu tentu mendapatkan penolakan keras dari para warga," ungkap Ujang ditemui di desa Sarampad. 

 

"Bagaimanapun juga saya harus menjaga warga saya, tidak hanya kehilangan benda dan orang tercintanya. Warga saya pun berhak dijaga hatinya," sambungnya. 

 

Dirinya pun meminta kepada semua pihak, untuk tidak asal mengambil gambar warganya, sebab dengan tegas ia sampaikan bahwa desa Sarampad bukanlah desa yang dijadikan 'wisata bencana' untuk umum. 

 

Penolakan akan aksi tersebut tergambar jelas, dari tulisan warga. 

 

Di beberapa persimpangan jalan desa Sarampad warga memberikan peringatan 'Kami Terkena Bencana, Bukan Tempat Wisata. Rekreasi anda salah tempat, kami bukan tontonan!'

Baca Berita Tribunnewsdepok.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved