Berita UI
Menteri BUMN Erick Thohir: Tahun 2045 Indonesia Jadi Negara Maju ke-4 di Dunia, Ini Kata Rektor UI
Pada tahun 2045 Indonesia menjadi negara maju ke-4 di dunia, Ini kata Rektor UI Prof. Ari Kuncoro. Hal itu disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Menteri BUMN Erick Thohir sampaikan pada tahun 2045 Indonesia menjadi negara maju ke-4 di dunia, Ini kata Rektor UI Prof. Ari Kuncoro.
Dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-62 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, B.A., M.B.A., menyampaikan bahwa saat ini perekonomian Indonesia meningkat menjadi 5,2 persen dari sebelumnya berada di angka 3, 7 persen pada 2021.
Menurut Erick, Indonesia berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi setiap tahun agar target Indonesia menjadi negara maju ke-4 di dunia pada 2045 bisa tercapai.
Baca juga: VIDEO : Dukung Presidensi G20 , UI Serahkan Bus Listrik Karya Anak Bangsa ke Pemerintah
Menurutnya, human capital merupakan salah satu kunci keberhasilan perekonomian Indonesia.
BUMN menghadirkan berbagai program untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Salah satunya Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PPMB) yang diikuti lebih dari 7.000 mahasiswa.
Program ini bertujuan mempersiapkan kaum milenial agar mampu bersaing di skala nasional dan global, serta membawa perubahan yang mengharumkan nama bangsa.
Baca juga: Hanya UI dari Indonesia yang Terima Penghargaan QS Recognition for Engagement QS EduData Summit 2022
Target BUMN pada 2023 adalah menciptakan lingkungan kerja milenial sebesar 10 persen dan menjadikan 25 persen tenaga BUMN dipimpin perempuan.
Erick Thohir menilai kesetaraan gender memiliki peran penting dalam mewujudkan Indonesia tangguh dan berkelanjutan.
Kondisi lingkungan kerja yang kondusif, sehat, dan ramah juga menjadi salah satu aspek keberhasilan individu dalam mencapai kinerja terbaik.
Oleh karena itu, diterapkan Respectful Workplace Policy (RWP) guna membentuk lingkungan kerja yang dinamis dan produktif, serta menghindari adanya berbagai diskriminasi.
“Indonesia harus siap menghadapi perubahan yang terjadi sebagai tantangan masa depan. Perubahan tersebut menuntut kita untuk beradaptasi, bersinergi, dan tumbuh dalam membangun Indonesia yang tangguh," kata Erick Thohir dalam webinar “Strategi Membangun Indonesia Tangguh, Tumbuh Berkelanjutan, Minggu (12/06/2022).
"Perkembangan teknologi dan digitalisasi harus dimanfaatkan untuk mendukung kemajuan di segala bidang, termasuk ekonomi. Hal ini karena perekonomian memegang peranan penting dalam memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Baca juga: Vokasi UI dan BNN Beri Edukasi Antisipasi Penyebaran Narkoba di Kalangan Mahasiswa
Menurut Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., pandemi Covid-19 banyak memberikan pelajaran dan tantangan bagi Indonesia untuk maju dan berkembang.
Meskipun negara mengalami berbagai krisis, termasuk dalam bidang ekonomi, tidak bisa dipungkiri perubahan tersebut mengantarkan negara untuk melakukan berbagai inovasi dan riset demi membangun Indonesia yang tumbuh berkelanjutan.
“Melalui webinar ini, saya berharap kita bisa belajar bersama-sama terkait strategi yang dilakukan di tingkat nasional, organisasi, maupun individual, dalam menghadapi perubahan situasi demi Indonesia yang lebih baik,” ujar Prof. Ari Kuncoro.
Baca juga: UI dan Kemendikbudristek Sosialisasikan Look-Listen-Link untuk Cegah Perundungan dan Kekerasan
Dalam kesempatan yang sama, Chief Corporate Human Capital PT Astra International Tbk., Ir. Aloysius Budi
Santoso, M.M., menuturkan, ada tiga kunci pemulihan pascapandemi, yaitu memperluas perdamaian, fleksibilitas dan kecepatan, serta membangun ketahanan sosial.
Berkaca pada pandemi 2020, Aloysius bercerita perusahaannya merupakan salah satu yang terdampak akibat pandemi.
Ini adalah kali kedua setelah krisis ekonomi 1998 yang membuat perusahaannya hampir bangkrut.
Namun, berkat kerja keras, semangat, dan ketangguhan seluruh pegawainya, perusahaannya mampu berdiri kokoh hingga saat ini.
Hal itu berarti untuk membangun keinginan, seseorang membutuhkan proses yang panjang dan berbagai rintangan akan menghadang.
Dipaksa Sempurna
Psikolog sekaligus Anggota Dewan Guru Besar Fakultas Psikologi UI, Prof. Dr. Elizabeth Kristi Poerwandari, M.Hum., mengatakan, manusia dipaksa menjadi sempurna karena ada tuntutan dan perubahan lingkungan.
Saat pandemi, diterapkannya sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) mendorong individu tetap sempurna meski bekerja jarak jauh. Selama menjalankan skema ini, teknologi berperan penting dalam membantu kinerja seseorang.
Teknologi memiliki lima karakteristik yang dapat membantu individu dalam bekerja. Pertama, waktu nyata sehingga seolah-olah beroperasi atau bergerak terus-menerus dan tidak berhenti.
Baca juga: Teliti Kebijakan Publik Amburadul Bikin Desa Termarjinalkan Rieke Diah Pitaloka Raih Doktor di UI
Kedua, tanpa batas sehingga menembus batas ruang dan waktu. Ketiga, lebih optimal dan biaya rendah. Keempat, terbukti efektif, efisien, canggih (dalam mendukung manusia) dan berkembang sendiri. Terakhir, mampu menjangkau lebih cepat, lebih akurat, persisten, dan sangat luas.
“Dalam menghadapi rintangan dan perubahan, pengembangan diri penting dilakukan individu guna mempertahankan diri dari segala ancaman," Prof. Elizabeth, yang juga pendiri Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) Jawa Barat.
"Manusia akan terpenuhi kualitas hidupnya ketika kebutuhan terpenuhi dan kebahagiaan hidup tercapai. Kemandirian individu adalah hal penting untuk terus berkompetisi menciptakan inovasi, riset, dan sesuatu yang bernilai,” paparnya.
Seminar umum nasional ini merupakan salah satu rangkaian awal dari Peringatan Dies Natalis ke-62 Fakultas Psikologi UI.
Acara yang dimoderatori Najelaa Shihab—penulis 20 buku bertema pendidikan—ini disiarkan melalui Zoom Meeting dan dihadiri lebih dari 600 peserta.
Pada akhir sesi, Dekan Fakultas Psikologi UI, Dr. Bagus Takwin, menyerahkan sertifikat digital kepada tiga narasumber, yaitu Erick Thohir, Ir. Aloysius, dan Prof. Elizabeth. Sesi dokumentasi pun menutup acara seminar nasional pada siang hari itu.