Kisah Inspiratif

Jadi Tukang Gali Kubur, Widodo : Hidup Tak Ada yang Abadi

Jadi Tukang Gali Kubur Mengingatkan Widodo Hidup Tak Ada yang Abadi. Berikut kisahnya

Penulis: Indri Fahra Febrina | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Widodo, tukang gali kubur di TPU Petamburan 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA – '' 'Sebagai tulang punggung keluarga, saya coba kerja apa saja. Yang penting halal'. 

Begitulah sepenggal ucapan Widodo, pekerja harian lepas di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Petamburan, Jalan KS Tubun Nomor 1, Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sejak umur tujuh tahun, Widodo hijrah bersama orangtuanya ke Jakarta.

Ia lalu menuntaskan pendidikan sekolah menengah kejuruan di ibukota.

Sebelum terjun bekerja di tempat pemakaman umum, ia pernah bekerja kontrak sebagai pengelola parkir di sebuah perusahaan swasta di kawasan Jakarta Pusat selama sembilan tahun.

Namun pria asal Klaten ini menyudahi pekerjaannya karena harus mutasi ke luar kota.

Alasan Widodo keluar kerja, karena dia tak ingin terpisah jauh dari orangtua.

Sebagai anak pertama di keluarganya, Widodo memikul tanggung jawab menjaga ayah, ibu, dan adiknya.

Bahkan, pria yang akrab disapa Dodo itu pun harus merelakan menjual sepeda motornya demi membantu perekonomian keluarga.

“Saya masih punya adik perempuan. Saya yang penting kerja apa saja dan halal, jadi bisa kasih uang ke keluarga,” ucap pria berbaju hijau saat ditemui Wartakotalive.com.

Baca juga: Gelontorkan Dana Hibah Rp 18 Miliar, Kabupaten Bogor Target Raih Juara Umum Peparda Jabar 2022

Baca juga: Nihil Desa Tertinggal, Indeks Pembangunan Desa Kabupaten Bogor Lampaui Target RPJMD 2023

Ketika itu, Dodo yang merupakan pengangguran sering nongkrong di TPU Karet Bivak.

Awalnya, ia hanya membantu membersihkan makam selama lima tahun di TPU Petamburan.

Berjalannya waktu, di tahun 2016, Dodo diterima sebagai petugas harian lepas Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat .

Ia kembali mengabdi di TPU Karet Bivak sebagai pasukan hijau yang bertugas membersihkan pemakaman.

Adanya peralihan suasana kerja membuatnya pindah ke TPU Petamburan tahun 2018.

Dodo menemukan teman yang solid dan kenyamanan bekerja di sini.

Suka duka sebagai tukang gali kubur

Terkadang peziarah yang datang ke TPU Petamburan membawa makanan untuk para pekerja, termasuk Dodo.

Ia juga pernah diminta secara khusus membersihkan dan mengabarkan kondisi makam ke peziarah yang mempercayainya.

Bekerja sebagai tukang gali kubur tak kenal waktu.

Dodo pernah menggali kubur di malam hari di saat pandemi Covid-19 tengah mewabah saat itu.

“Jadi tukang gali kubur itu harus cepat. Bahkan, hujan deras pun tetap harus gali kalau ada perintah,” tutur pria yang memiliki dua anak ini.

Dodo yang tinggal di mess TPU Petamburan tak jarang mendengar suara-suara makhluk halus saat hendak tidur.

Bahkan ia mengaku pernah melihat bayangan melesat secepat kilat saat berjalan di antara makam di malam hari.

Hal tersebut berlangsung hingga dua tahun bekerja.

Namun, Dodo menganggap kejadian tersebut hanyalah halusinasi semata.

Pria usia 42 tahun ini mengungkapkan, bekerja sebagai tukang gali kubur mengingatkannya untuk terus beribadah dan beramal.

Tangisan para peziarah membuatnya sadar hidup ini tidak abadi.

“Semua manusia pasti akan mati. Saya jadi lebih mawas diri aja dan mempersiapkan diri sebelum dipanggil Allah SWT,” ucap pria berambut hitam ini.

Dodo menuturkan ingin mengabdi di TPU hingga akhir hayatnya.

Ia tetap akan bekerja selama kondisi tubuhnya sehat.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved