PB PASI Bersama PTFI Gelar Pelatnas Desentralisasi di Timika Untuk Jaring Bibit Atlet Dari Papua
Kegiatan pelatnas desentralisasi ini akan dilaksanakan di Mimika Sports Complex yang selesai dibangun oleh PTFI pada tahun 2017.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA – Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) berupaya mendapatkan atlet-atlet terbaik dari Provinsi Papua untuk kepentingan atletik Indonesia.
Guna menunjang tujuan tersebut, PB PASI mendapatkan dukungan penuh dari PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam penyelenggaraan Pemusatan Latihan Nasional Desentralisasi PB PASI di Timika.
Kerjasama itu pun dilakukan oleh Direktur Utama PTFI Tony Wenas dan Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan, dengan disaksikan oleh Sekjen PB PASI Tigor Tanjung di Century Park Hotel, Jakarta, Rabu (13/2/2022).
“Saya sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh PTFI kepada PB PASI. Dukungan ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan atlet atletik di Indonesia ke depannya,” kata Luhut seusai acara.
Kegiatan pelatnas desentralisasi ini akan dilaksanakan di Mimika Sports Complex yang selesai dibangun oleh PTFI pada tahun 2017.
MSC adalah wujud kepedulian PTFI pada olahraga di Papua khususnya cabang olahraga atletik. Hal ini tidak lepas dari hubungan baik yang sudah lama berlangsung antara PTFI dan PB PASI.
Pada saat digunakan sebagai venue atletik PON XX tahun lalu, Luhut menyampaikan gagasan pelaksanaan pelatnas di MSC yang khusus diisi oleh atlet dan pelatih yang berasal dari Papua.
Gagasan ini disambut baik oleh manajemen PTFI dan langsung bersedia untuk mendukung.
Untuk tahap awal, pelatnas di Timika akan diikuti oleh 19 orang atlet dan 8 orang pelatih.
Mereka adalah hasil seleksi yang dilakukan tim Pembinaan PB PASI selama berlangsungnya PON XX yang lalu dengan kriteria prestasi di kisaran 5 besar SEA Games.
“Selain berlatih dan dievaluasi secara periodik, melalui program yang didesain PB PASI, para atlet juga akan mendapatkan kesempatan bertanding di luar negeri. Sebanyak 9 staf pendukung seperti dokter, masseur dan psikolog akan dilibatkan juga dalam kegiatan ini,” jelas Luhut.
Luhut memberikan perhatian besar pada prestasi atletik Papua yang mengalami penurunan. Hal ini terlihat melalui keikutsertaan Papua dalam PON.
Pada tahun 2004 Papua merebut 10 medali emas, namun merosot tajam sehingga tahun 2012, 2016, dan 2021 hanya memperoleh 1 medali emas.
Padahal sebelumnya, Papua selalu menjadi bagian utama kekuatan tim atletik Indonesia dengan prestasi-prestasi internasionalnya.